Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7
ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara
surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat
Makkiyyah. Surat ini disebut Al Faatihah(Pembukaan), karena dengan surat
inilah dibuka dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul Quran(induk Al
Quran) atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk
dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada
tiap-tiap sembahyang.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.
ذِكْرُ مَا وَرَدَ فِي فَضْلِ الْفَاتِحَةِ
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَنْبَلٍ، رَحِمَهُ
اللَّهُ، فِي مُسْنَدِهِ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ شُعْبَةَ،
حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ،
عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ المُعَلَّى، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كُنْتُ
أُصَلِّي فَدَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَلَمْ أُجِبْهُ حَتَّى صلَّيت وَأَتَيْتُهُ، فَقَالَ: " مَا مَنَعَكَ أَنْ
تَأْتِيَنِي؟ ". قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي كُنْتُ
أُصَلِّي. قَالَ: " أَلَمْ يَقُلِ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا
يُحْيِيكُمْ} [الْأَنْفَالِ: 24] ثُمَّ قَالَ: " لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ
سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ ". قَالَ:
فَأَخَذَ بِيَدِي، فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ قُلْتَ: " لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ
سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ ". قَالَ: " نَعَمْ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ هِيَ: السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ
الَّذِي أُوتِيتُهُ ".
Imam Ahmad ibnu Muhammad ibnu Hambal di dalam kitab Musnad-nya
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, dari
Syu'bah yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Khubaib ibnu
Abdur Rahman, dari Hafz ibnu Asim, dari Abu Sa'id ibnul Mua’la r.a. yang
menceritakan: Aku sedang salat, kemudian Rasulullah Saw. memanggilku,
tetapi aku tidak menjawabnya hingga aku selesai dari salatku, lalu aku
datang kepadanya dan ia bertanya, "Mengapa engkau tidak segera datang
kepadaku? Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sedang
salat." Beliau Saw. bersabda, "Bukankah Allah Swt. telah berfirman, 'Hai
orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul
apabila Rasul menyeru kalian kepada suatu yang memberi kehidupan kepada
kalian' (Al-Anfal: 24)." Kemudian beliau Saw. bersabda, "Sesungguhnya
aku benar-benar akan mengajarkan kepadamu surat yang paling besar dalam
Al-Qur'an sebelum kamu keluar dari masjid ini." Lalu beliau memegang
tanganku. Ketika beliau hendak keluar dari masjid, aku bertanya, "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya engkau telah mengatakan bahwa engkau akan
mengajarkan kepadaku sebuah surat Al-Qur'an yang paling agung. Beliau
menjawab, "Ya, Alhamdulillahi rabbil 'alamin adalah sab'ul masani, dan
Al-Qur'anul 'azim yang diberikan kepadaku."
Demikian pula menurut yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Musaddad
dan Ali ibnul Madini, keduanya dari Yahya ibnu Sa'id Al-Qattan dengan
lafaz yang sama. Imam Bukhari pun meriwayatkan hadis ini pada bagian
lain dalam tafsirnya. dan diriwayatkan pula oleh Abu Daud, Nasai, dan
Ibnu Majah dari berbagai jalur melalui Syu'bah dengan lafaz yang sama.
Al-Waqidi meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Mu'az Al-Ansari, dari
Khubaib ibnu Abdur Rahman, dari Abu Sa'id ibnul MA’la, dari Ubay ibnu
Ka'b hadis yang semisal.
Di dalam kitab Muwatta' Imam Malik terdapat sebuah hadis yang perlu diperhatikan. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Malik:
عن العلاء بن عبد الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ الحُرَقي: أَنَّ أَبَا
سَعِيدٍ مَوْلَى عَامِرِ بْنِ كَرِيزٍ أَخْبَرَهُمْ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَادَى أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ، وَهُوَ
يُصَلِّي فِي الْمَسْجِدِ، فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ لَحِقَهُ،
قَالَ: فَوَضَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ
عَلَى يَدِي، وَهُوَ يُرِيدُ أَنْ يَخْرُجَ مِنْ بَابِ الْمَسْجِدِ، ثُمَّ
قَالَ: " إِنِّي لَأَرْجُو أَلَّا تَخْرُجَ مِنْ بَابِ الْمَسْجِدِ حَتَّى
تَعْلَمَ سُورَةً مَا أُنْزِلَ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ
وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا ". قَالَ أُبَيٌّ: فَجَعَلْتُ أُبْطِئُ
فِي الْمَشْيِ رَجَاءَ ذَلِكَ، ثُمَّ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا
السُّورَةُ الَّتِي وَعَدْتَنِي؟ قَالَ: " كَيْفَ تَقْرَأُ إِذَا
افْتَتَحْتَ الصَّلَاةَ؟ قَالَ: فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ} حَتَّى أَتَيْتُ عَلَى آخِرِهَا، فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " هِيَ هَذِهِ السُّورَةُ،
وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُعْطِيتُ "
Dari Al-Ala ibnu Abdur Rahman ibnu Ya'qub Al-Harqi, bahwa Abu Sa'id
maula Amir ibnu Kuraiz telah menceritakan kepada mereka bahwa Rasulullah
pernah memanggil Ubay ibnu Ka'b yang sedang salat. Setelah Ubay
menyelesaikan salatnya, lalu ia menjumpai Nabi Saw. Nabi Saw. memegang
tangan Ubay, saat itu beliau hendak keluar menuju pintu masjid. Kemudian
beliau Saw. bersabda, "Sesungguhnya aku benar-benar berharap sebelum
kamu keluar dari masjid ini kamu sudah mengetahui suatu surat yang belum
pernah diturunkan di dalam Taurat, Injil, dan tidak ada pula di dalam
Al-Qur'an surat yang serupa dengannya." Ubay melanjutkan kisahnya, "Maka
aku mengurangi kecepatan langkahku karena mengharapkan pelajaran
tersebut, kemudian aku berkata, 'Wahai Rasulullah, surat apakah yang
engkau janjikan kepadaku itu?' Beliau Saw. bersabda. 'Apakah yang engkau
baca bila membuka salatmu?' Aku membaca alhamdu lillahi rabbil 'alamina
sampai akhir surat,' lalu beliau bersabda, 'Itulah surat yang
kumaksudkan. Surat ini adalah sab'ul masani dan Al-Qur’anul 'azim yang
diberikan kepadaku'."
Abu Sa'id yang terdapat dalam sanad hadis ini bukanlah Abu Sa'id ibnul
Mala seperti yang diduga oleh Ibnul Asir di dalam kitab Jami'ul Usul-nya
dan orang-orang yang mengikuti pendapatnya. Karena sesungguhnya Ibnul
Mala adalah seorang sahabat dari kalangan Ansar, sedangkan Abu Sa'id
maula ibnu Amir adalah seorang tabi'in, salah seorang maula Bani
Khuza'ah (yaitu Abdullah Amir Ibnu Kuraiz Al-Khuza'i). Hadis yang
pertama muttasil dan berpredikat sahih, sedangkan hadis kedua ini
lahiriahnya munqati' jika memang Abu Sa'id tidak mendengarnya dari Ubay
ibnu Ka'b. Jika Abu Sa'id benar-benar mendengarnya dari Ubay, maka untuk
kebersihannya disyaratkan disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim.
Menurut Imam Ahmad, hadis ini diriwayatkan pula melalui Ubay ibnu Ka'b, bukan hanya dari satu jalur.
حَدَّثَنَا عفَّان، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ،
حَدَّثَنَا الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَهُوَ يُصَلِّي، فَقَالَ: " يَا
أُبَيُّ "، فَالْتَفَتَ ثُمَّ لَمْ يُجِبْهُ، ثُمَّ قَالَ: أُبَيُّ،
فَخَفِّفْ. ثُمَّ انصرف إلى رسول الل هـ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ أيْ رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ: "
وَعَلَيْكَ السَّلَامُ " [قَالَ] " مَا مَنَعَكَ أيْ أُبَيُّ إِذْ
دَعَوْتُكَ أَنْ تُجِيبَنِي؟ ". قَالَ: أيْ رَسُولَ اللَّهِ، كُنْتُ فِي
الصَّلَاةِ، قَالَ: " أَوَلَسْتَ تَجِدُ فِيمَا أَوْحَى اللَّهُ إِلَيَّ
{اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ}
[الْأَنْفَالِ: 24] ". قَالَ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَا أَعُودُ،
قَالَ: " أَتُحِبُّ أَنْ أُعَلِّمَكَ سُورَةً لَمْ تُنَزَّلْ لَا فِي
التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي
الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا؟ " قُلْتُ: نَعَمْ، أَيْ رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنِّي لِأَرْجُو
أَلَّا أَخْرُجَ مِنْ هَذَا الْبَابِ حَتَّى تَعْلَمَهَا " قَالَ: فَأَخَذَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِي يُحَدِّثُنِي،
وَأَنَا أَتَبَطَّأُ ، مَخَافَةَ أَنْ يَبْلُغَ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَ
الْحَدِيثَ، فَلِمَا دَنَوْنَا مِنَ الْبَابِ قُلْتُ: أيْ رَسُولَ اللَّهِ،
مَا السُّورَةُ الَّتِي وَعَدْتَنِي قَالَ: " مَا تَقْرَأُ فِي
الصَّلَاةِ؟ ". قَالَ: فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ أُمَّ الْقُرْآنِ، قَالَ: "
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا
فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ، وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلَهَا؛
إِنَّهَا السَّبْعُ المثاني ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Ibrahim, telah menceritakan
kepada kami Al-Ala ibnu Abdur Rahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah
r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. keluar menemui Ubay ibnu
Ka'b yang saat itu sedang salat. Beliau memanggil, "Hai Ubay!" Ubay
menoleh, tetapi tidak menjawab, lalu ia mempercepat salatnya. Setelah
itu ia segera menemui Rasulullah Saw., lalu bersalam
kepadanya.”Assalamu'alaika, ya Rasulallah." Rasulullah Saw. menjawab,
"Wa'alaikas salam, hai Ubay. Apakah yang mencegahmu untuk tidak
menjawabku ketika aku memanggilmu?" Ubay menjawab.”Wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku sedang dalam salatku." Rasulullah Saw. bersabda,
"Tidakkah engkau menjumpai dalam apa yang telah diwahyukan oleh Allah
kepadaku, bahwa penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kalian kepada suatu yang mem-beri kehidupan kepada kalian?
(Al-Anfal: 24)." Ubay menjawab.”Mereka benar, wahai Rasulullah, aku
tidak akan mengulanginya lagi." Rasul Saw. bersabda, "Sukakah kamu bila
aku mengajarkan kepadamu suatu surat yang tidak pernah diturunkan di
dalam kitab Taurat. tidak dalam kitab Injil, tidak dalam kitab Zabur,
tidak pula di dalam Al-Qur'an ada surat yang serupa dengannya?" Ubay
menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Rasulullah Saw. bersabda,
"Sesungguhnya aku benar-benar berharap, mudah-mudahan sebelum aku keluar
dari pintu ini kamu sudah mengetahuinya." Lalu Rasulullah Saw. memegang
tangan Ubay seraya berbicara dengannya, dan Ubay memperlambat
langkahnya karena khawatir beliau sampai di pintu masjid sebelum
menyampaikan hadisnya. Ketika mereka mendekati pintu tersebut, Ubay
bertanya, "Wahai Rasulullah, surat apakah yang engkau janjikan kepadaku
itu?" Rasulullah Saw. bertanya.”Surat apakah yang kamu baca dalam
salat?" Lalu Ubay membacakan kepadanya surat Ummul Qur'an, sesudah itu
beliau Saw. bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman
kekuasaan-Nya, Allah tidak pernah menurunkan di dalam kitab Taurat,
tidak dalam kitab Injil ser-ta tidak dalam kitab Zabur, tidak pula dalam
Al-Qur'an suatu surat yang serupa dengan surat itu (Ummul Qur'an).
Sesungguhnya surat itu adalah As-Sab'ul masani."
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Turmuzi dari Qutaibah, dari
Ad-Darawardi, dari Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. Lalu
Imam Turmuzi mengetengahkan hadis ini, dan pada hadisnya ini terdapat
kalimat,
إِنَّهَا مِنَ السَّبْعِ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ الَّذِي أُعْطِيتُهُ
"Sesungguhnya Al-Fatihah ini adalah As-Sab'ul masani dan Al-Qur'anul 'azim yang diturunkan kepadaku."
kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini berpredikat hasan atau
sahih. Dalam bab yang sama diriwayatkan pula hadis ini melalui Anas ibnu
Malik.
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Abdullah ibnu Imam Ahmad, dari Ismail
ibnu Abu Ma-mar, dari Abu Usamah, dari Abdul Hamid ibnu Ja'far, dari
Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Ubay ibnu Ka'b, lalu ia
mengetengahkan hadis ini dengan panjang lebar, semisal dengan hadis di
atas atau mendekatinya.
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Turmuzi dan Imam Nasai secara bersamaan,
عَنْ أَبِي عَمَّارٍ حُسَيْنِ بْنِ حُرَيْثٍ، عَنِ الْفَضْلِ بْنِ مُوسَى،
عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنِ الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي
التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ مِثْلَ أُمِّ الْقُرْآنِ، وَهِيَ
السَّبْعُ الْمَثَانِي، وَهِيَ مَقْسُومَةٌ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي "
Dari Abu Ammar Husain ibnu Hurayyis, dari Al-Fadl ibnu Musa, dari Abdul
Hamid ibnu Ja'far, dari Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari
Ubay ibnu Ka'b yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
Allah tidak pernah menurunkan di dalam kitab Taurat, tidak pula dalam
kitab Injil hal yang semisal dengan Ummul Qur'an; ia adalah As-Sab'ul
masani dan ia terbagi antara Aku (Allah Swt.) dan hamba-Ku menjadi dua
bagian.
Demikianlah menurut lafaz Imam Nasai. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan lagi garib.
Surat Al Fatihah disebut pula ash shalah. Surat Al Fatihah disebut
shalat karena shalat tidaklah sah kecuali dengan Al Fatihah. Dalilnya
adalah hadits qudsi berikut,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ
صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهْىَ خِدَاجٌ –
ثَلاَثًا – غَيْرُ تَمَامٍ ». فَقِيلَ لأَبِى هُرَيْرَةَ إِنَّا نَكُونُ
وَرَاءَ الإِمَامِ. فَقَالَ اقْرَأْ بِهَا فِى نَفْسِكَ فَإِنِّى سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ تَعَالَى
قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا
سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا
قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ
مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى
وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى
وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ ».
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda, “Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qur’an
(yaitu Al Fatihah), maka shalatnya kurang (tidak sah) -beliau
mengulanginya tiga kali-, maksudnya tidak sempurna.” Maka dikatakan pada
Abu Hurairah bahwa kami shalat di belakang imam. Abu Hurairah berkata,
“Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Allah Ta’ala
berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua
bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku
apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin
(segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku
telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim
(Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman:
Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki
yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku
telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi
kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka
nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon
pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi
hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol
mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim
wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan
orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan
bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku,
bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” (HR. Muslim no. 395). Juga dalam
hadits di atas disebut pula bahwa Al Fatihah disebut pula Ummul Qur’an.
Dalam penjelasan hadits qudsi di atas disebutkan bahwa surat Al Fatihah
yang tujuh ayat terbagi menjadi dua. Tiga-setengah ayat yang pertama
adalah untuk Allah dan sanjungan untuk-Nya. Tiga-setengah ayat yang
berikutnya adalah untuk hamba, yaitu mulai dari ayat ‘wa iyyaka
nasta’in’ hingga akhir surat.
Surat Al Fatihah disebut pula ruqyah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri berikut ini,
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانُوا فى سَفَرٍ فَمَرُّوا بِحَىٍّ مِنْ
أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَلَمْ يُضِيفُوهُمْ. فَقَالُوا
لَهُمْ هَلْ فِيكُمْ رَاقٍ فَإِنَّ سَيِّدَ الْحَىِّ لَدِيغٌ أَوْ مُصَابٌ.
فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ نَعَمْ فَأَتَاهُ فَرَقَاهُ بِفَاتِحَةِ
الْكِتَابِ فَبَرَأَ الرَّجُلُ فَأُعْطِىَ قَطِيعًا مِنْ غَنَمٍ فَأَبَى
أَنْ يَقْبَلَهَا. وَقَالَ حَتَّى أَذْكُرَ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله
عليه وسلم-. فَأَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَذَكَرَ ذَلِكَ
لَهُ. فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ مَا رَقَيْتُ إِلاَّ
بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ. فَتَبَسَّمَ وَقَالَ « وَمَا أَدْرَاكَ أَنَّهَا
رُقْيَةٌ ». ثُمَّ قَالَ « خُذُوا مِنْهُمْ وَاضْرِبُوا لِى بِسَهْمٍ
مَعَكُمْ »
Dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah
-shallallahu ‘alaihi wa sallam- dahulu berada dalam safar (perjalanan
jauh), lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk
dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk
kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, “Apakah
di antara kalian ada yang bisa meruqyah (melakukan pengobatan dengan
membaca ayat-ayat Al Qur’an, -pen) karena pembesar kampung tersebut
tersengat binatang atau terserang demam.” Di antara para sahabat lantas
berkata, “Iya ada.” Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia
meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah. Akhirnya, pembesar tersebut
sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing,
namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan-, ia mau menerima sampai
kisah tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ia
mendatangi Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kisahnya
tadi pada beliau. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah
kecuali dengan membaca surat Al Fatihah.” Rasulullahshallallahu ‘alaihi
wa sallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu Al
Fatihah adalah ruqyah (artinya: bisa digunakan untuk meruqyah, -pen)?”
Beliau pun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan
untukku sebagiannya bersama kalian.” (HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim
no. 2201). Imam Nawawi membuat Bab dalam Shahih Muslim tentang bolehnya
mengambil upah dari ruqyah dengan Al Qur’an atau dzikir.
Doa Amalan setelah Membaca Al-Fatihah
اللَّهُمَّ بِحَقِّ اْلفَاتِحَةِ وَبِسِرِّ اْلفَاتِحَةِ وَبِكَرَمَةِ
اْلفَاتِحَةِ إِفْتَحْ لَنَا كُلَّ خَيْرٍ وَاجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ
الْخَيْرِ وَ أَنْ تُعَامِلَنَا مُعَامَلَتَكَ لِأَهْلِ اْلخَيْرِ إِنَّكَ
وَلِيُّ كُلِّ خَيْرٍ وَ ادْافَعْ عَنَّا كُلَّ بُؤْس ٍوَالضَّيْرِ
اللَّهُمَّ يَا مَنْ وَفَّقَ أَهْلَ اْلخَيْرِ لِلْخَيْرِ وَأَعَانَهُمْ
عَلَيْهِ فَوَفِّقْنَا لِلْخَيْرِ وَأَعِنَّا عَلَيْهِ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَ يَا أَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ دَعْوَاهُمْ
فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَ تَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا السَّلاَمُ
وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ عَنِ اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.
Ya Allah, dengan kebenaran Al Fatihah, rahasia Al Fatihah, kemuliaan Al
Fatihah, mukjizat Al Fatihah dan syafaat Al Fatihah, wahai pelepas
kesedihan dan kesempitan, bukakanlah bagi kami pintu---- kebaikan,
karuniai kami seluruh kebaikan, dan jafikan kami dari ahlul khair. Maha
Suci Engkau Ya Allah, di akhir doa, mereka mengucapkan al hamdu lillahi
rabb al alamin.
DOA SURAT AL-FATIHAH (Dibaca Mulai Hari Minggu)
بِسۡمِ اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ (اَلۡحَمدُ لِلّٰه رَبِّ
العَالَمِيۡنَ) يَاحَيُّ يَاقَيُّوۡمُ أَجِبۡ يَارُوۡقَيَائِيۡلُ سَمِيۡعًا
مُطِيۡعًا أَنۡتَ وَخُدَّامُكَ مُذَهَّبُ بِحَقَّ الۡحَمۡدُلِلّٰهِ رَبِّ
العَالَمِيۡنَ وَبِحَقَّ الۡحَيِّ الۡقَيُّوۡمِ وَبِحَقَّ
سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ عَلَيۡهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ وَبِحُرۡمَةِ
الۡمَلآَئِكَةِ الۡمُوَكَّلِيۡنَ بِقَوَائِمِ الۡعَرشِ أَبَجَدٌ
(اَلرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ) يَارَؤُوۡفُ يَاعَطُوۡفُ أَجِبۡ
يَاجَبۡرَائِيۡلُ عَلَيۡهِ السَّلاَمُ أَنۡتَ وَخُدَّامُكَ أَبۡيَضُ
بِحَقِّ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ وَبِحَقِّ الرُّؤُوۡفِ الطُوۡفِ وَبِحَقِّ
سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ عَلَيۡهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ وَبِحُرۡمَةِ
الۡمَلآَئِكَةِ الۡمُوَكَّلِيۡنَ بِقَوَائِمِ اۡلعَرۡشِ هَوَزَحٌ (مَالِكِ
يَوۡمِ الدِّيۡنِ) يَامُقَلِّبَ الۡقُلُوۡبِ وَاۡلأَبۡصَارِ أَجِبۡ
يَاسَمۡسَمَائِيۡلُ سَمِيۡعًا مُطِيۡعًا أَنۡتَ وَخُدَّامُكَ أَحمَرُ
بِحَقِّ مَالِكِ يَوۡمِ الدِّيۡنِ وَبِحَقِّ مُقَلِّبِ قُلُوۡبِ
وَاۡلأَبۡصَارِ وَبِحَقِّ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍعَلَيۡهِ الصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ وَبِحُرۡمَةِ الۡمَلآَئِكَةِ الۡمُوَكَّلِيۡنَ بِقَوَائِمِ
الۡعَرۡشِ طَيَكَلٌ (إِيَّاكَ نَعۡبُدُوَإِيَّاكَ نَسۡتَعِيۡنُ)
يَاسَرِيۡعُ يَاقَرِيۡبُ أَجِبۡ يَامِيۡكَائِيۡلُ سَمِيۡعًا مُطِيۡعًا
أَنۡتَ وَخُدَّامُكَ بَرۡقَانُ بِحَقِّ إِيَّاكَ نَعۡبُدُوَإِيَّاكَ
نَستَعِيۡنُ وَبِحَقِّ السَّرِيۡعِ الۡقَرِيۡبِ وَبِحَقِّ
سَيِّدِنَامحُمَّدٍ عَلَيۡهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ وَبِحُرۡمَةِ
الۡمَلآَئِكَةِ الۡمُوَكَّلِيۡنَ بِقَوَائِمِ الۡعَرۡشِ مَنَسَعٌ
(إِهۡدِنَا الصِّرَاطَ الۡمُستَقِيۡمَ) يَاقَادِرُ يَامُقۡتَدِرُ أَجِبۡ
يَاصَرۡفَيَائِيۡلُ سَمِيۡعًا مُطِيۡعًا أَ نۡتَ وَخُدَّامُكَ شَمۡهُوۡرَشُ
بِحَقِّ إِهۡدِنَاالصِّرَاطَ الۡمُستَقِيۡمَ وَبِحَقِّ الۡقَادِرِ
الۡمُقۡتَدِرِ وَبِحَقِّ سَيِّدِنَامحُمَّدٍ عَلَيۡهِ الصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ وَبِحُرۡمَةِ الۡمَلآَئِكَةِ الۡمُوَكَّلِيۡنَ بِقَوَائِمِ
الۡعَرۡشِ فَصَقَرٌ(صِرَاطَ الَّذِيۡنَ أَنعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ) يَاعَلِيۡمُ
يَاحَكِيۡمُ أَجِبۡ يَاعَيۡنَيَائِيۡلُ سَمِيۡعًا مُطِيۡعًا أَ نۡتَ
وَخُدَّامُكَ زَوۡبَعَةُ ِبحَقِّ صِرَاطَ الَّذِيۡنَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ
وَبِحَقِّ الۡعَلِيۡمِ الۡحَكِيۡمِ وَبِحَقِّ سَيِّدِنَامحُمَّدٍعَلَيۡهِ
الصَّلاَةُوَالسَّلاَمُ وَبِحُرۡمَةِالۡمَلآَئِكَةِ الۡمُوَكَّلِيۡنَ
بِقَوَائِمِ الۡعَرۡشِ شَتَئَخٌ (غَيۡرِالۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ
وَلاَالضَّآلِّيۡنَ) يَاقَاهِرُ يَاعَزِيۡزُ أَجِبۡ يَاكَسۡفَيَائِيۡلُ
سَمِيۡعًا مُطِيۡعًا أَ نۡتَ وَخُدَّامُكَ مَيۡمُوۡنُ بِحَقِّ
غَيۡرِالۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلاَالضَّآلِّيۡنَ وَبِحَقِّ
الۡقَاهِرِالۡعَزِيۡزِ وَبِحَقِّ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍعَلَيۡهِ الصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ وَبِحُرۡمَةِ الۡمَلآَئِكَةِ الۡمُوَكَّلِيۡنَ بِقَوَاِئمِ
الۡعَرۡشِ ذَضَظَغٌ أَقۡسَمۡتُ عَلَيۡكُم يَامَلآَئِكَةَ
الرُّوۡحَانِيِيۡنَ مِنَ الۡعَلَوِيَّاتِ وَالسَّفَلِيَّاتِ وَيَاخَادِمَ
فَاتِحَةِ الۡكِتَابِ أَجِيۡبُوۡنِيۡ وَأَمِدُّوۡنِيۡ وَأَعِيۡنُوۡنِيۡ فِى
جَمِيۡعِ أُمُوۡرِيۡ أَلُوۡحَا ۲x، أَلۡعَجَلۡ ۲x، ألسَّاعَةُ ۲x، بِحَقِّ
السَّبۡعِ الۡمَثَانِيۡ وَالۡقُرۡآنِ الۡعَظِيۡمِ وَبِحَقِّ
الۡأَسۡرَارِوَالۡبَرَكَاتِ فِيۡهِمَاوَبِحَقِّ مَاتَعۡتَقِدُوۡنَهٗ مِنَ
الۡعَظَمَةِ وَالۡبُرۡهَانِ وَبِحُرۡمَةِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍعَلَيۡهِ
الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ، اَللَّهُمَّ سَخِّرۡلِيۡ عَبۡدَكَ الرَّفۡرَفِ
الۡاَخۡيَضَرِإِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيۡئٍ قَدِيۡرٍ بِرَحۡمَتِكَ
يَاأَرۡحَمَ الرَّاحِمِيۡنَ.
1. Diriwayatkan dari Sayyidina Ali Ra.: “Barangsiapa yang membaca do’a
surat Fatihah ini setiap hari 1 kali (dimulai pada hari minggu) maka ia
pasti sampai kepada semua keinginan dunia dan akhiratnya dengan mudah,
Allah Swt menaklukkan semua hati manusia untuknya, dan Allah menjauhkan
dirinya dari semua musibah dan kesulitan dunia dan akhirat.”
2. Syarif al-Bukhari Ra. meriwayatkan: “Barangsiapa yang membiasakan
membaca do’a surat Fatihah ini maka dia tidak akan butuh kepada seorang
manusia pun dalam urusan kebutuhan dunia dan Allah membukakan
pintu-pintu gaib baginya. Dan jika ia mempunyai urusan penting maka
hendaklah ia membaca do’a surat Fatihah ini menyendiri, dalam keadaan
suci jasmani dan pakaiannya, kemudian shalat dua rakaat, setelah salam
membaca istighfar 70 kali dan shalawat 70 kali, kemudian membaca do’a
surat Fatihah 70 kali maka Allah Swt. memenuhi kebutuhannya pada hari
itu dan saat itu juga, Allah membukakan baginya kemenangan-kemenangan,
dan Allah menjadikannya kaya raya karena kelembutan dan kedermawanan
Allah Swt.”
3. Syaikhul Akbar Ra. meriwayatkan: “Barangsiapa yang membaca do’a surat
Fatihah ini, setiap hari 7 kali maka ia akan menyaksikan alam gaib yang
tertutup bagi makhluk, mengetahui alam malaikat dan jabarut, terputus
dari alam bawah masuk ke alam abadi secara penuh dan berhasil
mendapatkan keinginan dunia dan akhirat karena nikmat, emanasi
(kehendak) dan kedermawanan Allah
Dikutip dari Kitab Khozinatul Asror hal 120
Tidak ada komentar:
Posting Komentar