Kamis, 30 April 2020

Doa Dalam Menyembelih Hewan Untuk Aqiqoh


Aqiqah adalah sunnah Rasul yang didefinisikan sebagai penyembelihan hewan dalam rangka penebusan seorang anak. Sebab, sebagaimana sabda Nabi saw dalam hadits riwayat Abu Dawud nomor 1522, tubuh seorang anak itu tergadaikan sampai ia diaqiqahi:

الْغُلاَمُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ اْلسَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسَهُ وَيُسَمَّى

"Seorang anak tergadaikan dengan (tebusan) aqiqah yang disembelih untuknya di hari yang ke tujuh, dicukur rambut kepalanya dan diberi nama.” 

Hewan yang disembelih dalam Aqiqoh ialah dua ekor kambing bagi anak lelaki dan satu ekor kambing bagi anak perempuan. Kriteria tentang kambing yang bagaimana yang layak dijadikan sebagai aqiqoh sama dengan kambing yang layak untuk berkurban. 

Alat yang dipakai untuk menyembelih binatang aqiqah dan binatang lainnya umumnya berupa pisau, golok, dan parang. Bahkan di industri memakai alat potong yang lebih canggih, namun bentuknya tetap mirip pisau. Supaya kepingan yang disembelih tidak alot alasannya yaitu tumpulnya alat potong, maka dianjurkan untuk mengasah alat potong sampai tajam. Dengan hal demikian, akan mengurangi tindak aniaya ketika pemotongan. Berikut yaitu hadist shahihyang diriwayatkan oleh Muslim (13/1955-Nawawi), Ibnu Majah (3670), Abdurrazzaq (8603-8604) dan Ibnul Jarud dalam Al-Muntaqa (899).

Dari Syaddad bin Aus RA ia berkata, “Dua hal yang saya hafal dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia berkata:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan biar berbuat baik terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah binatang yang akan disembelih”

Usahakan binatang akan disembelih tidak melihat ketika pengasahan alat potong
Menyembelih binatang aqiqah dan binatang lainnya harus dengan pisau yang tajam. Hal tersebut untuk mengurangi rasa sakit yang terlalu lama. Ada 2 hadist shahih yang menjelaskan perihal perihal tidak dibolehkannya memperlihatkan pengasahan pisau kepada binatang yang akan disembelih. Hadist yang pertama diriwayatkan oleh Al-Baihaqi (9/280), Al-Hakim (3/233), Abdurrazzaq (8609).
Hadist ini dishahihkan oleh Al-Hakim. Selanjutnya juga disepakati oleh Adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. Pada isnad oleh Al-Baihaqi rijalnya tsiqat. Perawi yang berjulukan Abdullah bin Ja’far Al-Farisi yaitu tsiqah berdasarkan Adz-Dzahabi dalam As-Siyar : Imam Al-Alamah. Kemudian juga ditsiqahkan oleh Ibnu Mandah. Lafazh hadistnya yaitu sebagai berikut:
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu ia berkata :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengamati seorang lelaki yang meletakkan kakinya di atas pipi (sisi) kambing dalam keadaan ia mengasah perangnya sedangkan kambing tersebut memandang kepadanya, maka ia mengatakan:
 
أَتُرِيْدُ أَنْ تَمِيْتَهَا مَوْتَات هَلاَ حَدَدْتَ شَفْرَتَكَ قَبْلَ أَنْ تَضْجَعَهَا
 
“Tidaklah diterima hal ini. Apakah engkau ingin benar-benar mematikannya. (dalam riwayat lain : Apakah engkau ingin mematikannya dengan beberapa kematian).”
Hadist yang kedua diriwayatkan oleh Abdurrazzaq (8606-8608). Sanad yang ada didalamnya ada kelemahan alasannya yaitu bercampurnya hafalan Shalih Maula At-Tauamah. Isinya yaitu jangan menajamkan alat potong di depan binatang yang disembelih. Berikut yaitu kutipan hadistnya:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata:
“Jika salah seorang dari kalian menajamkan parangnya maka janganlah ia menajamkannya dalam keadaan kambing yang akan disembelih melihatnya”
Menggiring binatang ke arah tempat pemotongan dengan baik
Sesudah berbuat baik terhadap binatang sembelihan dan mengasah pisau, selanjutnya binatang dibawa ke tempat penyembelihan dengan cara baik-baik. Mengenai hal ini ada dalil hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi (9/281), Abdurrazzaq (8605) dan isnadnya munqathi (terputus), alasannya yaitu Ibnu Sirin tidak bertemu dengan Umar, maka isnadnya dlaif. Namun demikian ada hadits lain yang menjelaskan keharusan bersikap baik (rahmah) pada hewan. Oleh alasannya yaitu itu, hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi tersebut maknanya shahih. Berikut yaitu kutipannya
Ibnu Sirin menyampaikan bahwa Umar Radhiyallahu anhu melihat seseorang menyeret kambing untuk disembelih kemudian ia memukulnya dengan pecut, maka Umar berkata dengan mencelanya:
“Giring binatang ini kepada maut dengan baik”
Jadi akhlak menyembelih binatang aqiqah dan binatang lain itu diatur terperinci dalam Islam, bukan hanya do’a menyembelih binatang aqiqoh saja. Rasulullah Muhammad yaitu nabi yang penyayang terhadap sesama makhluk.
Membaringkan binatang yang akan di potong dan menghadapkannya ke arah kiblat
Mengenai dalil menyembelih binatang aqiqah dan binatang lainnya dalam posisi terbaring berasal dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha. Beliau mendapati Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kepada sahabatnya untuk dibawakan kibas (sejenis kambing). Kemudian Rasulullah mengambil kibas itu dan membaringkannya. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyembelihnya. 
 
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِى سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِى سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِى سَوَادٍ فَأُتِىَ بِهِ لِيُضَحِّىَ بِهِ فَقَالَ لَهَا « يَا عَائِشَةُ هَلُمِّى الْمُدْيَةَ ».ثُمَّ قَالَ « اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ ». فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ « بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ». ثُمَّ ضَحَّى بِهِ.
 
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta diambilkan seekor kambing kibasy. Beliau berjalan dan bangun serta melepas pandangannya di tengah orang banyak. Kemudian ia dibawakan seekor kambing kibasy untuk ia buat qurban. Beliau berkata kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah, bawakan kepadaku pisau“. Beliau melanjutkan, “Asahlah pisau itu dengan batu“. ‘Aisyah pun mengasahnya. Lalu ia membaringkan kambing itu, kemudian ia bersiap menyembelihnya, kemudian mengucapkan, “Bismillah. Ya Allah, terimalah qurban ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan umat Muhammad”. Kemudian ia menyembelihnya
Imam an Nawawi rahimahullah menyampaikan bahwa hadits tersebut di atas memperlihatkan keutamaan menyembelih binatang dalam posisi terbaring. Menyembelih binatang dalam posisi bangun atau berlutut yaitu tidak dianjurkan dan kurang tepat. Hal tersebut merupakan salah satu sikap ihsan terhadap binatang sembelihan.
Cara menyembelih binatang aqiqah dan lainnya dengan cara dibaringkan merupakan tawaran yang disepakati oleh jumhur ulama berdasarkan hadits-hadits yang ada. Oleh alasannya yaitu itu, sebaiknya setiap muslim yang menyembelih hewan, dianjurkan untuk mengikuti apa yang telah disepakati para ulama tersebut. Membaringkan binatang sembelihan binatang yang benar yaitu dengan posisi kiri binatang tersebut berada dibawah (menempel tanah atau lantai). Cara ini memudahkan orang yang akan menyembelih untuk mengambil pisau dengan asisten dan menahan kepala binatang dengan tangan kiri.
Setelah itu, penyembelih meletakkan kaki kirinya di leher sisi kanan binatang yang disembelih. Dalam hal ini ada dalil yang diriwayatkan Anas berikut:
 
ضَحَّى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ ، فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا يُسَمِّى وَيُكَبِّرُ ، فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ .
 
“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berqurban dengan dua ekor kambing kibasy putih. Aku melihat ia menginjak kakinya di pangkal leher dua kambing itu. Lalu ia membaca basmalah dan takbir, kemudian ia menyembelih keduanya
Hewan yang disembelih miring dengan menghadap kiblat. Hal ini didasarkan pada sikap Umar bin Khattab yang diriwayatkan oleh Nafi’,
 
أَنَّ اِبْنَ عُمَرَ كَانَ يَكْرَهُ أَنْ يَأْكُلَ ذَبِيْحَةَ ذَبْحِهِ لِغَيْرِ القِبْلَةِ.
 
“Sesungguhnya Ibnu Umar tidak suka memakan daging binatang yang disembelih dengan tidak menghadap kiblat.”
Menurut Syaikh Abu Malik, menghadapkan binatang ke arah kiblat bukanlah syarat dalam penyembelihan hewan. Jika memang hal ini yaitu syarat, tentu Allah akan menjelaskannya. Mengarahkan binatang sembelihan ke arah kiblat hanyalah mustahab (dianjurkan).
Mengucapkan tasmiyah (basmalah) dan takbir
Ketika akan menyembelih disyari’atkan membaca “Bismillaahi wallaahu akbar”, sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik. Untuk bacaan bismillah (tidak perlu ditambahi Ar Rahman dan Ar Rahiim) hukumnya wajib sebagaimana telah dijelaskan di muka. Adapun bacaan takbir – Allahu akbar – para ulama setuju jikalau aturan membaca takbir ketika menyembelih ini yaitu sunnah dan bukan wajib.
Memotong pada kepingan yang tepat
Maksud dari menyembelih yaitu memotong urat leher, kerongkongan, kanal pernafasan dan kanal darah sehingga binatang lebih cepat mati (meninggal). Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata : Penyembelihan dilakukan di sekitar kerongkongan dan labah. Labah yaitu lekuk yang ada di atas dada dan unta juga disembelih di tempat ini.
Disunnahkan saat menyembelih binatang untuk ‘aqiqoh dengan membaca:
 
بِسْمِ اللهِ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ ، هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلاَن
 
Bismillah Allahu Akbar Allaahumma minka wa laka, haadzihi ‘aqiiqotu fulaan (Dengan Nama Allah, Allah adalah Yang Terbesar, Ya Allah ini dariMu dan untukMu. Ini adalah aqiqoh fulaan)
Penyebutan ‘fulaan’ itu diganti dengan nama anak yang diaqiqohi tersebut.
Hal ini sesuai hadits yang diriwayatkan al-Baihaqy dalam as-Sunan al-Kubro dan Abu Ya’la dalam Musnadnya:
 
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : يُعَقُّ عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ ، وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ ، قَالَتْ عَائِشَةُ : فَعَقَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ شَاتَيْنِ شَاتَيْنِ يَوْمَ السَّابِعِ ، وَأَمَرَ أَنْ يُمَاطَ عَنْ رَأْسِهِ الأَذَى وَقَالَ : اذْبَحُوا عَلَى اسْمِهِ وَقُولُوا بِسْمِ اللهِ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ ، هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلاَنٍ
 
Dari Aisyah –radhiyallahu anha- beliau berkata: Anak laki-laki diaqiqohi dengan dua kambing yang setara. Dan anak perempuan satu kambing. Aisyah berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengaqiqohi al-Hasan dan al-Husain masing-masing dua kambing pada hari ketujuh (kelahiran). Beliau memerintahkan agar pada kepala anak itu dihilangkan kotoran. Dan beliau bersabda: Sembelihlah dengan (juga) menyebut nama (anak yang akan diaqiqahi). Ucapkan: Bismillah Allahu Akbar Allaahumma minka wa laka, haadzihi ‘aqiiqotu fulaan (Dengan Nama Allah, Allah adalah Yang Terbesar, Ya Allah ini dariMu dan untukMu. Ini adalah aqiqoh fulaan).
Hadits ini dishahihkan oleh Ibnus Sakan dan dinyatakan sanadnya hasan oleh anNawawiy dalam al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab. Diriwayatkan juga oleh Ibnul Mundzir dan dinyatakan hasan.
Hal ini juga ditunjang oleh pendapat seorang Tabi’i Qotadah, yang menyatakan:
 
يُسَمِّى عَلَى الْعَقِيقَةِ كَمَا يُسَمِّى عَلَى الأُضْحِيَّةِ : بِسْمِ اللهِ ، عَقِيقَةُ فُلاَنٍ
 
Mengucapkan bismillah saat (akan menyembelih) aqiqoh sebagaimana mengucapkan bismillah pada binatang kurban, dengan mengucapkan: Bismillah, aqiqoh fulaan (riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih, para perawinya adalah rijal al-Bukhari dan Muslim)
Al-Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah juga menyebutkan pendapat ini adalah pendapat al-Imam Ahmad dalam Tuhfatul Mauduud fii Ahkaamil Mauluud:
 
ولهذا يستحب أن يقال عليها ما يقال على الأضحية قال أبو طالب سألت أبا عبد الله إذا أراد الرجل أن يعق كيف يقول قال يقول باسم الله ويذبح على النية كما يضحي بنيته يقول هذه عقيقة فلان بن فلان ولهذا يقول فيها اللهم منك ولك ويستحب فيها ما يستحب في الأضحية
 
Karena itu, disunnahkan untuk mengucapkan seperti yang diucapkan pada saat penyembelihan kurban. Abu Tholib berkata: Aku bertanya Abu Abdillah (Ahmad bin Hanbal): Jika seorang ingin (menyembelih) aqiqoh, apa yang dibacanya? Beliau menjawab: Ia mengucapkan Bismillah dan menyembelih dengan (menyebut niat). Ia berkata: Ini adalah aqiqoh fulaan bin fulaan. Karena itu saat menyembelih itu ia mengucapkan: Allaahumma minka wa laka ( Ya Allah ini adalah dariMu dan untukMu). Disukai melakukan padanya (aqiqoh) sebagaimana disukai melakukannya pada penyembelihan binatang kurban (Tuhfatul Mauduud fii Ahkaamil Mauluud (1/70)).
Namun kalaupun seseorang hanya mengucapkan Bismillah saat menyembelih aqiqoh dan tidak melafadzkan niat bahwa aqiqoh ini dari anak tertentu, maka yang demikian tidak mengapa. Ibnul Mundzir menyatakan:
 
وإن نوى العقيقة ولم يتكلم به أجزأه إن شاء الله
 
Jika dia berniat aqiqoh dan tidak mengucapkannya maka yang demikian sudah cukup baginya InsyaAllah (Tuhfatul Mauduud fii Ahkaamil Mauluud (1/93)).
Catatan : hadits Aisyah di atas memiliki ‘illat karena mayoritas jalur periwayatan mengandung ‘an-anah dari Ibnu Juraij, hanya periwayatan dari Ibnu Hibban dalam Shahihnya yang tidak. Ibnu Juraij, meski beliau adalah rijaal al-Bukhari dan Muslim namun beliau dikenal sebagai mudallis. Namun, riwayat ini insyaAllah bisa dikuatkan dengan riwayat yang shahih maqthu’ dari Qotadah. Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan 2 jalur periwayatan dari Qotadah, yang salah satu sanadnya shahih. Syaikh al-Albany dalam kitab Qishshotul Masiihid Dajjaal (1/99) mengisyaratkan bahwa riwayat shahih maqthu’ dari Tabi’i hukumnya adalah marfu’ mursal.
Doa menyembelih binatang aqiqah sesuai sunnah sebaiknya diketahui oleh orang yang ditugaskan untuk memotong binatang tersebut, baik kambing ataupun domba. Dengan mempelajari ilmu sebelum beramal, maka seseorang mampu melaksanakan amal tersebut dengan benar tak terkecuali dengan tata cara menyembelih kambing aqiqah. Berikut ini aadalah teks bacaan doa ketika menyembelih kambing aqiqah atau domba aqiqah. Ini yaitu kumpulan doa untuk aqiqah anak dalam bahasa Arab dan latin beserta terjemahan dalam bahasa Indonesia.
 
بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ، اَللَّهُمَّ عَقِيْقَةٌ عَنْ فُلاَنِ بْنِ فُلاَن لَحْمُهَا بِلَحْمِهِ وَعَظْمُهَا بِعَظْمِهِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا وِقَآءً لآلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ وَآلِهِ السَّلاَمُ
 
Bismillâhi wa billâhi, Allâhumma `aqîqatun `an fulan bin fulan, lahmuhâ bilahmihi wa `azhmuhâ bi`azhmihi. Allâhummaj`alhâ wiqâan liâli Muhammadin `alayhi wa âlihis salâm.
Artinya:
Dengan nama Allah dan dengan Allah, aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad SAW
Doa aqiqah diatas yaitu bacaan doa aqiqah untuk anak pria atau bayi laki-laki. Untuk teks bacaan doa aqiqah anak wanita atau bayi perempuan, maka nama fulan bin fulan diganti dengan fulanah binti fulanah (nama anak tersebut).
Alternatif doanya adalah
 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللّهُم‍َّ رَبِّىْ, هَذِهِ عَقِيْقَةُ … بِنْ…. دَمُهَا بِدَمِهِ وَلَحْمُهَا بِلَحْمِهِ وَعَظْمُهَا بِعَظْمِهِ وَجِلْدُهَا بِجِلْدِهِ وَشَعْرُهَا بِشَعْرِهِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا فِدَاءً لِ…بن….مِنَ النَّارِ
 
Bismillahirrokhmanirrokhiym. Allahumma Robbi Hadzihi ‘Aqyqotu…….bin….damuhaa bidamihi walakhmuhaa bilakhmihi wa-adhmuhaa biadhmihi wajilduhaa bijildihi wa-ssya’ruhaa bi-ssya’rihi Allahumma aj’alhaa fidaa an li………bin………..minannaar
Artinya: Ya Allah, wahai Tuhanku, binatang ini yaitu aqiqah untuk….bin… (sebutkan namanya), dimana darahnya (hewan) yaitu menebus darahnya (anak), dagingnya (hewan) untuk menebus dagingnya (anak), tulangnya (hewan) yaitu untuk menbus tulangnya (anak), kulitnya (hewan) yaitu untuk menebus kulitnya (anak) dan bulunya (hewan) untuk menebus rambutnya (anak). Ya Allah, hendaklah Engkau menyebabkan aqiqah ini sebagai tebusan untuk….bin…. (sebutkan namanya) dari neraka.
Dasar dari pelaksanaan tersebut yaitu hadist yang diriwayatkan Al-Baihaqi dan jago hadist lainnya:
 
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم: عق عن الحسن والحسين شاتين يوم السابع وأمر أن يماط عن رأسه الأذى وقال اذبحوا على اسمه وقولوا بسم الله والله أكبر اللهم لك وإليك هذه عقيقة فلان
 
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain dengan dua ekor kambing pada hari ketujuh, dan diperintahkan biar rambut kepalanya dicukur. Lalu ia berkata, sembelihlah atas namanya, ucapkanlah, “Bismillah wallahu akbar. Allahumma laka wa ilaik. Hadzihi aqiqah fulan.” (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, ini milik-Mu dan untuk-Mu. Ini yaitu aqiqah untuk si fulan.”
Fulan disini bermakna anak biasanya laki-laki, untuk wanita disebut fulanah. Namun hadist di atas mampu diterapkan baik untuk bayi pria maupun perempuan.
Doa walimah al-‘Aqiqah
 
اللهم احْفَظْهُ مِنْ شَرِّالْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَأُمِّ الصِّبْيَانِ وَمِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَالْعِصْيَانِ وَاحْرِسْهُ بِحَضَانَتِكَ وَكَفَالَتِكَ الْمَحْمُوْدَةِ وَبِدَوَامِ عِنَايَتِكَ وَرِعَايَتِكَ أَلنَّافِذَةِ نُقَدِّمُ بِهَا عَلَى الْقِيَامِ بِمَا كَلَّفْتَنَا مِنْ حُقُوْقِ رُبُوْبِيَّتِكَ الْكَرِيْمَةِ نَدَبْتَنَا إِلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ مِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَأَطْيَبُ مَا فَضَّلْتَنَا مِنَ الْأَرْزَاقِ اللهم اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَأَهْلِ الْقُرْآنِ وَلَا تَجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِ وَالضَّيْرِ وَ الظُّلْمِ وَالطُّغْيَانِ
 
“Allâhummahfadzhu min syarril jinni wal insi wa ummish shibyâni wa min jamî’is sayyiâti wal ‘ishyâni wahrishu bihadlânatika wa kafâlatika al-mahmûdati wa bidawâmi ‘inâyatika wa ri’âyatika an-nafîdzati nuqaddimu bihâ ‘alal qiyâmi bimâ kalaftanâ min huqûqi rububiyyâtika al-karîmati nadabtanâ ilaihi fîmâ bainanâ wa baina khalqika min makârimil akhlâqi wa athyabu mâ fadldlaltanâ minal arzâqi. Allâhummaj’alnâ wa iyyâhum min ahlil ‘ilmi wa ahlil khairi wa ahlil qur`âni wa lâ taj’alnâ wa iyyâhum min ahlisy syarri wadl dloiri wadz dzolami wath thughyâni.”
“Ya Allah, jagalah dia (bayi) dari kejelekan jin, manusia ummi shibyan, serta segala kejelekan dan maksiat. Jagalah dia dengan penjagaan dan tanggungan-Mu yang terpuji, dengan perawatan dan perlindunganmu yang lestari. Dengan hal tersebut aku mampu melaksanakan apa yang Kau bebankan padaku, dari hak-hak ketuhanan yang mulia. Hiasi dia dengan apa yang ada diantara kami dan makhluk-Mu, yakni akhlak mulia dan anugerah yang paling indah. Ya Allah, jadikan kami dan mereka sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, dan ahli Al-Qur’an. Jangan kau jadikan kami dan mereka sebagai ahli kejelekan, keburukan, aniaya, dan tercela.”

Doa Tolak Bala

Tak ada satu pun manusia yang tahu peristiwa apa bakal terjadi esok hari. Bisa saja ada musibah menghampiri. Sebab musibah bisa saja menjadi ujian bagi seorang mukmin untuk mengasah dan meningkatkan keimanan.

Tak ada seorang pun yang menginginkan dirinya ditimpa musibah atau bala. Anda, saya, begitu kita semua. Namun, yang namanya bala kadang bisa datang dan terjadi tanpa disangka-sangka.

Meski segala cara dilakukan, jika memang takdirnya harus terjadi, maka pasti akan terjadi. Hanya saja meski begitu kita tentu tetap dituntut untuk waspada dan lebih berhati-hati.

Dalam setiap kesempatan, ada baiknya kita juga memohon pada Sang Penentu Takdir untuk menjauhkan segala bala dan musibah yang akan menimpa kita dengan membaca doa tolak bala.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti diriwayatkan dalam Hadits Bukhari bersabda:

تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِوَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ
"Berlindunglah kalian kepada Allah dari kerasnya musibah, turunnya kesengsaraan yang terus menerus, buruknya qadha serta kesenangan musuh atas musibah yang menimpa kalian." (HR. Bukhari)

Adapun lafal doanya adalah sebagai berikut:

 اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ
Allaahummaftah lanaa abwaabal khair, wa abwabal barakah, wa abwaaban ni'mah, wa abwaabar rizqi, wa abwaabal quwwah, wa abwaabas shihhah, wa abwaabas salaamah, wa wa abwaabal 'aafiyah, wa abwaabal jannah. Allaahumma 'aafinaa min kulli balaa'id duniyaa wa 'adzaabil aakhirah, washrif 'annaa bi haqqil Qur'aanil 'adziim wa nabiiyikal kariim syarrad duniyaa wa 'adzaabal aakhirah. Ghafarallaahu lanaa wa lahum bi rahmatika yaa arhamar raahimiin. Subhaana rabbika rabbil 'izzati 'an maa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, walhamdulillaahi rabbil 'aalamiin.

“Ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al-Qur’an yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai, zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,”

Doa yang lain

اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلَآءَ وَالْبَلَآءَ وَالْوَبَآءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالْمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بَلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّى شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Allohummadfa’ ‘annalgholaa-a walbalaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a walmunkaro wassuyuufal mukhtalifata wassyadaa ida wal mihana maa dhoharo minha wamaa bathona min baladinaa hada khosotan wamin buldanil muslimiina ‘aamatan ‘aala kulli syai’in qodiirun.

Artinya :
"Ya Tuhan , hindarkanlah dari kami kekurangan pangan cobaan hidup penyakit-penyakit wabah , perbuatan-perbuatan keji dan munkar , ancaman-ancaman yang beraneka ragam paceklik-paceklik dan segala ujian , yang lahir maupun batin dari negeri kami ini pada khususnya dan dari seluruh negeri kaum muslimin pada umumnya , alasannya ialah sesungguhnya Engkau atas segala sesuatu ialah kuasa."

Sebelum membaca doa berikut ini, seseorang dianjurkan sebelumnya telah membaca Surat Al-Fatihah:

اللَّهُمَّ بِحَقِّ الفَاتِحَةِ وَسِرِّ الفَاتِحَةِ، يَا فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَمِّ، يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ، وَيَا دَافِعَ البَلَاءِ يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ، وَيَا دَافِعَ البَلَاءِ يَا اللهُ يَا رَحِيْمُ.
Artinya

“Ya Alloh, dengan hakikat dan rahasia Al Fatihah, wahai pemberi jalan keluar, wahai pembuka atas kegelisahan, waha Tuhan yang kepada hamba-Nya mengampuni dan menyayangi, wahai penolak bala ya Alloh wahai pengasih, wahai penolak bala ya Alloh wahai penyayang,”

Setelah membaca doa ini, seseorang dianjurkan untuk menutupnya dengan shalawat dan pujian singkat berikut ini:

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ و َصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامً عَلَى المُرْسَلِيْنَ، وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Artinya:

“Semoga Alloh memberi shalawat untuk Sayyidina Muhammad SAW, keluarga, dan semua sahabatnya. Maha suci Alloh dari segala apa yang mereka sifatkan. Salam Alloh untuk para rosul-Nya. Segala puji bagi Alloh tuhan semesta alam,”

Senin, 09 Maret 2020

DOA NURUN NUBUWWAH DAN RAHSIANYA.

 

BACALAH DOA INI SELALU DAN MOHONLAH HAJAT YANG DI KEHENDAKI SETIAP MASA TERUTAMA SELEPAS SHALAT FARDU

Dan Allah SWT berfirman:
"Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takabur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina"- surah al-Mu'min: 60
 "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): Sesungguhnya Aku sentiasa hampir (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu. Maka hendaklah mereka menyahut seruanKu (dengan mematuhi perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu supaya mereka menjadi baik serta betul'" -surah al-Baqarah: 186.
Di riwayatkan bahawa doa ini di sampaikan kepada Nabi oleh Malaikat Jibril pada suatu pagi ketika Nabi sedang duduk bersama para sahabat selepas solat subuh.



Allahumma zissulthonil 'azim. Wa zil mannil qadim. Wa zil wajhil karim. Wawaliyyal kalimatittamaati waddaa'waa tilmustajabah. 'aakhili hasaniwal husaini minaan fusilhaq 'iaani qod rotiwannaa thiri nawaai nil insi waljinnni. waain yaka dul zina kafarulayuz liqunaka biabso rihim laha samiaullazik rawa yaqulu nainnahu lamajnuun. wamaa huwailla zikrul lilaa lamin. wamustajaa bulugma nilhakim. Wawarisa sulaimaa nudawuda aalayuhimassa lamulwaduud zul aar shilmajid. thowil umri wasohhij ajsaadi wagthiha jati waaksir amwa lii waauladi wahabib linna siajmaainn nawataba aadilaadaa watakullahaa min binii aadama aalaihis salam. Man kaanaa hayyaa wayahighol khauluaalalkaa firin. wakhul jaa aal hagghu wazahawwalbaa thilu innalba thili kaanazahum kho. wanunazillu minnal khuru aanima huwa shifaa umm waruh matunn lilmukminin. walayazi duttho liminna illaa khosaaroo. Subha narobikaa robbil izzati ammaa yasifun. wasalamun a'lalmur salinn walham dulillah hirobbil aalaamin.

Ertinya:

“Ya Allah, Zat Yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang terdahulu, memiliki wajah yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang haq, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin. 

Dan sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. Dan yang mengijabahi Luqmanul Hakim, dan Sulaiman telah mewarisi Daud a.s. Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih lagi memiliki singgasana yang Mulia, panjangkanlah umurku, sihatlah jasad tubuhku, kabulkan hajatku, perbanyakkanlah harta bendaku dan anakku, cintakanlah semua manusia dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam a.s.,orang-orang yang masih hidup dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir. Dan katakanlah : “Yang haq telah datang dan yang batil telah musnah, sesungguhnya perkara yang batil itu pasti musnah”. Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Quran tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya melainkan hanya kerugian. Maha Suci Allah Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang di berikan oleh orang-orang kafir. Dan semoga keselamatan bagi para Rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.”
Di antara khasiat –khasiatnya adalah seperti berikut;

(1) Pelindung dari Sihir.
Di riwayatkan , bahawa Rasulullah SAW bersabda setelah solat Subuhketika duduk-duduk bersama para sahabat di Masjidil Haram, tiba-tiba datanglah Malaikat Jibril a.s. membawa doa Nurun Nubuwwah, seraya berkata : ”Wahai Rasulullah, aku telah di utus oleh Allah Subhanahu WaTaala untuk menyampaikan doa ini kepadamu/Rasulullah”. Selanjutnyabeliau bersabda :”Doa Nurun Nubuwwah ini banyak sekali faedahnya bila di baca dan diamalkan. Dan apabila tidak dapat membaca atau tidak hafal, maka cukuplah ditulis, kemudian tulisan tersebut disimpan dalam rumah, maka Allah akan senantiasa memberikan perlindungan kepada penghuni rumah itu dari sihir/tenung atau penyakit.

(2) Hajat Tercapai.
Barangsiapa yang membaca dan mengamalkan doa ini secara istiqamah pada setiap selesai solat sekurang-kurangnya sekali, maka Insya Allah apa pun hajatnya akan segera terlaksana.

(3) Penyelamat dari gangguan makhluk halus.
Bilamana doa Nurun Nubuwwah ini ditulis pada kertas lalu tulisan tersebut di letakkan pada tanaman, Insya Allah tanaman tersebut akan selamat dari hama, apabila di letakkan pada tempat-tempat yang menakutkan atau pada tempat-tempat yang ditempati syaitan atau iblis,jin atau hantu dan segala macam jenis makhluk halus, maka dalam waktu singkat mereka akan bubar dan minggat tanpa kembali lagi.

(4) Dimuliakan orang.
Rasulullah SAW bersabda , ”Jika kamu ingin dimuliakan oleh orang lain, maka bacalah Doa Nurun Nubuwwah.”

(5) Pengasih
Bilamana anda ingin mendekati raja/menteri atau orang yang berpangkat atau berkumpul dengan orang banyak maka bacalah doa ini pada tiap hari sekurang-kurangnya sekali, Insya’Allah semua orang yang anda dekati itu akan menaruh kasih sayang.

(6) Air masin menjadi tawar
Bilamana anda pergi belayar naik perahu, kemudian disitu anda kehabisan air minum, maka bacalah doa ini pada air laut, Insya’Allah air laut yang semula jadi masin itu berubah menjadi tawar dan boleh anda minum.

(7) Bertemu para nabi.
Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang ingin bertemu dengan para Nabi, maka bacalah doa Nurun Nubuwwah sebanyak seratus kali,kemudian tidur, Insya’Allah akan mimpi bertemu dengan para Nabi, disamping itu siapa pun pun yang melihatnya akan menaruh kasih sayang,dan hendaknya tidak terhenti dalam mewiridkan doa Nurun Nubuwwah ini hingga sampai anak cucu.

(8 ) Penyembuh Kesakitan.
Bilamana ada orang sakit, maka bacalah doa ini pada minyak (minyak kelapa / sawit wijen), kemudian sapukan pada tempat yang sakit, Insya’Allah akan lekas sembuh.

(9) Mengubat dari kerasukan.
Bilamana ada orang di rasuk hantu, syaitan dan jin, atau gila, maka cara mengubatinya adalah sebagaimana di atas.

(10) Kuat berjalan
Bilamana anda ingin kuat berjalan, bacalah doa tersebut pada daun sirih yang bertemu ruasnya, kemudian sapukanlah mulai dari kepala hingga kaki, Insya’Allah anda akan kuat berjalan walau sejauh perjalanan yang anda tempuh itu.

(11) Turun hujan.
Bilamana akan turun hujan dalam suatu perjalanan, agar anda tidak kehujanan, maka bacalah doa tersebut, Insya’Allah tidak jadi turun hujan.

(12) Pengaman bagi orang bertengkar
Bila mana ada orang yang bertengkar, sedang anda ingin melerainya maka bacalah doa ini, Insya’Allah orang yang bertengkar itu akan berhenti dan akhirnya saling memaafkan.

(13) Musuh menjadi takut
Bilamana anda pergi berperang (fisabilillah), bacalah doa ini,Insya’ Allah tidak di kejar musuh, bahkan musuh akan lari tunggang langgang ketika bertemu dengan anda.

(14) Sulit bersalin.
Bila mana ada wanita bersalin yang sulit, maka bacalah doa ini pada pinggang atau mangkuk putih yang berisi air, kemudian airnya diminumkan, Insya’ Allah bayinya akan segera keluar tanpa kesulitan yang di derita oleh sang ibu.

(15) Sakit mata
Bilamana ada orang sakit mata, maka bacalah doa ini lalu tiupkan pada mata yang sakit itu. Insya’Allah akan lekas sembuh.

(16) Penawar gigitan ular
Bila mana ada orang digigit ular, atau kena sengatan binatang berbisa, atau kena racun dan penyakit lain, maka bacakanlah doa tersebut pada tempat yang terkena gigitan atau sengatan itu, Insya’Allah akan lekas sembuh.

(17) Raja Jin.
Bila mana anda ingin mendatangkan raja jin, maka bacalah doa ini sebanyak seratus kali dalam keadaan tidak berhadas (suci), baik suci badan dan tempat, kemudian masuk ditempat yang sepi pada malam Jumaat.Insya’ Allah anda akan dijumpai oleh si raja jin itu.

(18 ) Terhindar dari Kekufuran.
Bila mana anda membaca doa ini pada malam Jumaat sebanyak lima puluh kali, Insya’Allah akan terhindar dari kekufuran, bid’ah dan dijauhkan dari perbuatan buruk.

(19) Menjumpai Jin.
Suatu keajaiban yang luar biasa bila mana ada jin yang ingin menyerupai manusia, maka jadi lah ia manusia lantaran berkah-Nya doa Nurun Nubuwwah ini, begitupun manusia jika ingin menjumpai jin, maka ia mengamalkan doa tersebut.

(20) Penyelamat siksa neraka.
Bila mana doa ini di baca setiap hari, maka akan selamat dari siksa neraka, selamat dunia akhirat dan terhindar dari godaan syaitan.

(21) Ingin mimpi yang indah.
Bila mana anda ingin mimpi yang indah, maka bacalah doa ini pada malam Sabtu, sebanyak seratus kali, Insya Allah akan tercapai.

(22) Awet Muda
Bila mana anda baca pada malam Minggu, maka anda boleh awet muda walau usia sudah lanjut.

(23) Memberi keselamatan.
Bila mana anda baca pada malam Isnin, maka Allah akan memberikan keselamatan kepada anda, dijauhkan dari malapetaka.

(24) Menjadi kuat
Bila mana anda baca pada malam Selasa, maka anda akan menjadi kuat, serta terjauh dari penyakit.

(25) Gigitan yang kuat
Bila mana anda baca pada malam Rabu, maka gigi anda akan menjadi kuat, serta terjauh dari penyakit.

(26) Penyeri wajah.
Bila mana anda baca pada malam Khamis, maka wajah anda bertambah elok sehingga banyak wanita yang terpikat.

(27) Binatang menjadi patuh.
Bila mana anda baca pada malam Jumaat, maka semua binatang yang buas akan menjadi patuh terhadap anda.

(28 ) Melamar wanita.
Bila mana anda ingin melamar seorang wanita, maka berpuasalah sehari dan malamnya jangan tidur, kemudian bacalah doa ini terus menerus ditempat yang sunyi, Insya’Allah lamaran anda di terima.

(29) Harta dunia.
Bila mana anda ingin harta dunia, maka bacalah doa ini pada kunyit (kunyit putih / temu) kemudian tanamlah di tanah, Insya’Allah akan jadi emas, tapi jangan berbicara atau beritahu orang lain. Semua atas kehendakNya.

Wasallam.

DOA RAWATAN SAKIT PADA ANGGOTA BADAN UNTUK SAKIT TULANG, SENDI DAN DLL




Dari Muhammad bin Ka’ab rah.a beliau bercerita:
”Ada sebuah pasukan perang telah di kirim menuju arah Romawi.Tiba-tiba salah seorang dari mereka telah terjatuh dari kudanya sehingga menyebabkan tulang pahanya patah.Karena pasukan merasa tidak mampu untuk membawa laki-laki tersebut (akhirnya mereka meninggalkannya),kemudian menambatkan kuda miliknya di dekatnya dengan meninggalkan sedikit perbekalan berupa makanan dan minuman untuknya.Ketika mereka telah pergi meninggalkannya sendirian,tiba-tiba datanglah seseorang menuju ke arahnya,kemudian dia bertanya:”Mengapa kamu di sini?” Maka laki-laki itupun menjawab: ”Tulang pahaku patah,akhirnya aku di tinggalkan sendirian oleh teman-temanku”.Maka orang tadi berkata lagi:”Letakkanlah tanganmu di tempat di mana kamu merasakan sakit ! Kemudian ucapkanlah doa ini:

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

(surat At-Taubah ayat:129)“.Maka diapun meletakkan tangannya ,lantas membaca ayat tersebut.Dan ternyata dia langsung sembuh di tempat itu juga dan langsung mengendarai kudanya.Dan akhirnya diapun bisa mengejar teman-temannya(HR.Abu Syaikh, dlm kitab fadhilah ayatul khirzi)
Wallahu a'lam.

DOA ABU DARDA (UNTUK SELAMATKAN DIRI, KELUARGA & HARTA DARI MALAPETAKA)


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ertinya:

“Wahai Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan bagiku kecuali hanya Engkau. PadaMu aku bertawakkal, dan Engkau adalah Tuhan dari ‘arsy yang besar. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendakiNya pasti pula tidak akan terjadi, tiadalah daya upaya dan tiada pula kekuatan kecuali hanya dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Besar. Aku yakin, bahawasanya Allah berkuasa atas segala sesuatu dan bahawasanya Allah meliputi segala sesuatu dengan ilmunya. Wahai Allah, aku berlindung dengan Engkau dari kejahatan diriku dari kejahatan tiap-tiap makhluk yang melata di bumi ini, Engkaulah yang mengendalikannya. Bahawasanya Tuhanku sentiasa berada di jalan yang lurus.”

Keterangan:

Menurut riwayat Ibnu SunnI, seorang lelaki datang kepada Abu Darda’ lalu berkata :”Wahai Abu Darda’, saya lihat rumah engkau telah terbakar!” Abu Darda menjawap:”Bukan rumahku, kerana aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: 


”Barangsiapa membaca doa ini (doa di atas) pada waktu pagi, terhindar dia dari bencana yang mungkin menimpa dirinya, ahli keluarganya dan hartanya”

Aku telah membaca doa itu pada waktu pagi hari ini. Lalu Abu Darda’ mengajak sahabatnya ke rumahnya untuk menyaksikan peristiwa kebakaran itu. Maka ternyatalah bahawa rumah-rumah di sekitar rumah Abu Darda’ sudah habis terbakar semuanya, sedangkan rumah Abu Darda’ masih kekal terpelihara.

Sekiranya doa ini di baca pula di waktu petang hari, maka terpeliharalah dari bencana yang mungkin menimpa dirinya di malam hari.

Doa ini juga boleh dibaca pada setiap kali kita keluar rumah atau bermusafir.

Wallahu A'lam Bishawab


Rabu, 26 Februari 2020

Sayyidul Istighfar Doa Yang Sangat Penting Bagi Manusia


Sayyidul istighfar adalah bacaan atau doa yang mengrajai atau ketua dari semua istighfar. banyak istighfar tapi sayyidul istighfar inilah raja nya atau paling bagus nya bacaan istighfar. di bawah ini adalah doa sayyidul istighfar :
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya ”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu dan akan menjalankannya dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.
Keutamaan:
Do’a Sayidul Istighfar ini mempunyai keutamaan yang sangat besar sekali, yaitu orang yang selalu membacanya dengan yakin akan dimasukkan ke dalam surga. 
Hal ini dinyatakan sendiri oleh Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dalam hadist berikutnya :
ومن قالها من النهار موقنًا بها فمات من يومه قبل أن يمسي فهو من أهل الجنة ، ومن قالها من الليل وهو موقن بها فمات قبل أن يصبح فهو من أهل الجنة 
” Siapa saja yang mengucapkan sayidul istihgfar pada siang hari dengan yakin, kemudian meninggal dunia sebelum datang waktu sore, niscaya dia termasuk ahli syurga. Dan Siapa saja yang membacanya di waktu malam dengan yakin, kemudian dia meninggal dunia sebelum datangnya pagi, niscaya dia termasuk ahli syurga ” ( HR Bukhari, no : 6306 )
Lalu bagaimana manfaat, dan kutamaan membaca sayyidul istighfar? hadits nabi mengatakan : 
صحيح البخاري ٥٨٣١: حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ حَدَّثَنِي بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ الْعَدَوِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ 
Shahih Bukhari 5831: Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits telah menceritakan kepada kami Al Husain telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dia berkata; telah menceritakan kepadaku Busyair bin Ka’b Al ‘Adawi dia berkata; telah menceritakan kepadaku Syaddad bin Aus radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; kamu mengucapkan: ‘ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’TU ABUU`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABUU`U LAKA BIDZANBI FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU DZDZUNUUBA ILLA ANTA ‎
(Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu dan keyakinanku terhadap apa yang Engkau janjikan, sekuat kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.) ‘.” Beliau bersabda: ‘Jika ia mengucapkan di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk dari penghuni surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk dari penghuni surga.’
Sayyid Fadhl Bin Alawiy Maula al-Dawilah (Wafat 1319 H) mengatakan dalam kitabnya Syarh al-Wird al-Lathif:
وسمي سيد الاستغفار لانه جامع للاعتراف والاعتذار وطلب المغفرة والتوبة والتوحيد .
Artinya: Dzikir tersebut dinamai Sayyidul istighfar (Rajanya istighfar) karena di dalamnya mencakup pengakuan dan pernyataan terhadap kesalahan serta permohonan ampunan, taubat dan bukti pengesaan terhadap Allah.
Maksudnya adalah: Dzikir tersebut kepangku naman Rajanya Istighfar karena  melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.
Dari sini dapat dipahami bahwa siapa saja yang membaca Sayyidul istighfar dengan yakin, maka Allah Taala akan memasukkannya ke surga.
 PENJELASAN TENTANG BACAAN SAYYIDUL ISTIGHFAR
Setelah kita mengetahui bacaan sayyidul istighfar, alangkah baiknya, jika kita tidak hanya sekedar menghafal doa-doa tersebut, namun harus dipahami dan direnungi makna setiap lafadhnya, sekaligus mengetahui juga akan kandungan dan keutamaan dari doa tersebut.
Berikut penjelasan dari doa tersebut :
1)     Allohumma annta robbii  (Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku) 
Maksudnya kita mengakui bahwa Allah adalah pencipta dan pemelihara kita. Karena Rabb berarti : pencipta ,pemilik dan pemelihara. Pengakuan seperti ini disebut dengan ” Tauhid Rububiyah ” . Maka, doa itu kalau kita panjangkan, kira-kira berbunyi begini : ” Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-Ku, Dzat Yang menciptakanku…dulu saya tidak ada, hanya dengan izin-Mu aku menjadi ada dan masih hidup di dunia ini… Engkau adalah Rabb-ku, Dzat Yang memeliharaku…dulu aku kecil, tidak bisa apa-apa dan tidak tahu apa-apa, hanya dengan Inayah dan Perhatian-Mu, sehingga aku menjadi besar dan tahu banyak hal…Engkaulah Yang memberikan-ku rizki sehingga sampai sekarang aku bisa makan dan minum….
2)    Laaaaaa ilaaha illaaaaaa annth (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau), Maksudnya kita mengakui dan menyatakan bahwa di alam ini tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah SWT. Karena ” ilah ” berarti : sesuatu yang disembah , sesuatu yang dijadikan gantungan dan sandaran, sesuatu yang dituju dan dicari ketika terjadi kesulitan. Pengakuan seperti ini disebut dengan ”Tauhid Uluhiyah”. Jadi doa ini kalau dipanjangkan kira-kira berbunyi : ” Tiada yang berhak disembah dan dimintai kecuali Engkau ya Allah…Aku tidak akan meminta hajat kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada akan meminta bantuan kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada minta kesembuhan kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada memohon ampun kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada memohon jalan keluar dalam seluruh masalah kecuali kepadaMu ya Allah…
Inilah inti dari seluruh ibadat kita. Kita sholat, kita berpuasa, kita membayar zakat dan kita melakukan ibadat haji…semuanya berisi ketundukan kepada Allah SWT. Maka, tiada artinya kita sholat tiap hari, tapi kita masih memohon perlindungan kepada selain Allah, kita masih memberikan sesajen di pojok-pojok jalan, di bawah-bawah pohon beringin , di tepi-tepi pantai selatan, di lereng-lereng gunung …yang tujuannya untuk kita persembahkan kepada jin penunggu tempat-tempat tersebut.Tiada artinya kita haji sepuluh atau dua puluh kali, tetapi kita masih datang ke dukun-dukun untuk meminta jodoh, meminta keturunan, meminta pelaris dan meminta jabatan.
3)    Kholaqtanii wa ana ‘abduk 
    (Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu)
    Engkau adalah Dzat Yang menciptakan seluruh alam ini, aku hanyalah seorang hamba yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa, kecuali dengan bantuan-Mu..hamba yang tidak mempunyai apa-apa kecuali dengan pemberian-Mu ya Allah.
4)    Wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’th (aku akan berusaha memenuhi janji-janjiku kepada-Mu dan membenarkan janji-janji-Mu sekuat tenagaku)
Al ‘Ahdu ( Janji kita kepada Allah ) adalah kita mengakui bahwa Allah adalah Rabb kita, kita telah berjanji kepada Allah, bahwa kita akan melaksanakan seluruh perintah dan larangan-Nya. Janji ini pernah kita sampaikan kepada Allah sewaktu kita berada di sulbi Adam, sebagaimana yang pernah disampaikan Allah swt dalam friman-Nya :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Rabb-mu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” ( Qs Al A’raf : 172 )
Maka do’a tersebut kalau kita panjangkan maka berbunyi : ” Ya Allah, aku dulu pernah berjanji kepada-Mu sewaktu masih di sulbi Adam, untuk mentaati segala perintah-Mu dan menjauhi segala larangan-Mu. Maka akan aku penuhi janjiku tersebut menurut kemampuan dan kekuatanku ya Allah….
Adapun ” al Wa’du “ ( Janji Allah kepada kita ) adalah bahwa Allah akan memberikan pahala bagi yang taat dan memberikan hukuman bagi yang bermaksiat. Maka doa itu kalau kita panjangkan, maka bunyinya ” Ya Allah aku juga membenarkan janji-Mu, bahwa Engkau akan memberikan pahala bagi yang taat dan memberikan hukuman bagi yang bermaksiat, oleh karena itu aku akan mentaatimu ya Allah dan meninggalkan larangan-larang-Mu menurut kekuatan dan kemampuanku. ”
5)    A’uudzubika minn syarri maa shona’th (aku berlindung kepada-Mu dari apa perbuatan jelekku)
Kita harus selalu berlindung kepada Allah dari perbuatan jelek kita. Rosulullah saw sendiri selalu mengajarkan kepada kita agar selalu berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kita dan kejelekan amalan kita. Ini sangat terlihat secara jelas di dalam setiap khutbahnya ketika beliau berdo’a :
” Dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kami dan kejelekan amalan kami ”
Jiwa manusia selalu membisikan kejelekan, makanya kita dianjurkan untuk selalu berlindung kepada Allah dari bisikannya, sebagaimana firman Allah swt melaui lisan istri pejabat yang pernah merayu nabi Yusuf as :
وَمَا أُبَرِّىءُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلاَّ مَا رَحِمَ رَبِّيَ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ
” Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang Sesungguhnya jiwa ini selalu menyuruh kejelekan ” ( Qs Yusuf : 53 )
6)    Abuuuuuu-u laka bini’matika ‘alayy (aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku)
Nikmat yang diberikan Allah kepada kita sangat banyak sekali, karena banyaknya sehingga kita tidak bisa menghitungnya, sebagaimana firman Allah swt :
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
”Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah )”
( Qs Ibrahim : 34 )
Seorang hamba yang merasa dan mengakui adanya nikmat tersebut, tentunya akan terus bersyukur …Kalau do’a tersebut dipanjangkan , maka akan berbunyi : ” Ya Allah , aku mengakui bahwa nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku sangat banyak sekali, nikmat kehidupan, tanpa ijin-Mu tidak mungkin aku bisa hidup di dunia ini…nikmat anggota badan yang lengkap, seandainya saja salah satu anggota badan ini engkau cabut …ya Allah , tentunya aku akan mendapatkan kesusahan, terimakasih ya Allah atas nikmat ini…apa yang harus aku balas ya Allah demi mensyukuri nikmat ini….begitu juga nikmat kesehatan yang Engkau berikan kepadaku, sehingga aku bisa mengerjakan aktivitas sehari-hari dan bisa bekerja dengan baik, jika kesehatan ini Engkau cabut ya Allah, tentunya aku akan mendapatkan kesusahan…terimaksih ya Allah atas nikmat ini.”
7)    Wa abuuuuuu-u   bidzamm-bii (dan aku mengakui juga atas dosa yang pernah aku perbuat)
Mengakui dosa merupakan syarat diterimanya sebuah istighfar dan taubat. Oleh karenanya, orang yang berdoa harus merasa rendah dan hina di hadapan Allah…harus merasa bahwa dirinya adalah makhluk yang berlumuran dosa dan maksiat…makhluk yang kecil yang tidak mempunyai daya apa-apa. Sebaliknya dia harus mengakui bahwa Allah adalah Maha Suci, Maha Perkasa, Dzat Yang Mampu melakukan apa saja…
Makanya, orang yang takabbur dan sombong jarang mau bertaubat, karena merasa dirinya adalah makhluk yang suci dan tidak pernah salah. Orang seperti ini biasanya hatinya keras dan kasar terhadap sesama. Berbeda dengan orang yang selalu mengucapkan dan merenungi doa sayidul istighfar ini …hatinya selalu lembut… mudah menerima nasehat..mudah terharu..mudah menangis…karena selalu ingat akan dosa-dosanya, dan yang paling penting selalu beristighfar dan banyak bertaubat.
8)    Faghfirlii fainnahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaaaaaa annth (maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah)
Ini adalah lafadh istighfar yang sebenarnya, adapun lafadh-lafdah sebelumnya adalah muqaddimah atau pembuka lafadh istighfar ini.
Jadi, kalau kita perhatikan do’a sayidul istighfar ini, akan kita dapatkan bahwa muqaddimah atau pembukanya jauh lebih panjang dari pada do’a istigfhar itu sendiri, kenapa harus begitu ?
Pertama : Salah satu adab berdo’a adalah sebelum kita berdo’a atau memohon sesuatu kepada Allah swt, hendaknya kita dahului dengan amal sholeh atau perbuatan baik, salah satu dari amal sholeh adalah mengucapkan kalimat tauhid, atau menyatakan bahwa tiada Robb dan Ilah yang berhak disembah kecuali Allah. Diantara amal sholeh juga adalah mengaku nikmat Allah yang diberikan kepada kita dan mengaku dosa yang kita perbuat. Bahkan dalam beberapa hadist disebutkan bahwa sebelum do’a, hendaknya didahului dengan mengucapkan sholawat kepada nabi Muhammad saw….
Keutamaan Do’a Sayidul Istighfar
“Barangsiapa yang membaca doa ini di sore hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang membaca doa ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada siang harinya, maka dia termasuk penghuni surga.” (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6306 dan 6323), at-Tirmidzi (no. 3393), an-Nasa’i (no. 5522) dan lain-lain.)
Hadist di atas menjelaskan secara gamblang bahwa barang siapa yang mengucapkan atau membaca doa sayidul istighfar dengan menyakini isinya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga. Kenapa bisa begitu ?
Pertama : Karena dia sudah menyatakan ke –Esaan Allah ( bertauhid ) dari hatinya yang paling dalam serta menyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah Taala.
Kedua : Karena dia sudah beristighfar dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
Ketiga : Setelah hatinya kosong dari dosa dan diisi dengan tauhid, tiba-tiba dia mati pada hari itu juga, maksudnya dia belum sempat mengerjakan dosa-dosa lagi, maka tentunya orang seperti ini termasuk ahli surga. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah sallahu alaihi wa sallam :
من لقي الله تعالى لا يشرك به شيئاً دخل الجنة
” Siapa saja yang bertemu dengan Allah (meninggal dunia) dalam keadaan tidak menyekutukannya dengan sesuatu, niscaya ia akan masuk syurga ” ( HR Ahmad )
Ini dikuatkan juga dengan hadist lain bahwasanya Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda :
من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة
” ٍSiapa saja yang akhir dari perkataannya ketika meninggal dunia: La ilaha illallohu , niscaya ia akan masuk surga . ” ‎
Demikian seluruh penjelasan tentang bacaan sayyidul istighfar, semoga kelak kita bisa reunian lagi di surga-Nya. Aamiin
اللّهم صلِّ وسلِّم وبارك على سَيِّدِنا مُحمَّدٍ فى الأوَّلين وصلِّ وسلِّم وبارك على سَيِّدِنا مُحمَّدٍ فى الآخِرين وصلِّ وسلِّم وبارك على سَيِّدِنا مُحمَّدٍ فى كلٍ وقتٍ وكلٍ حين وصلِّ وسلِّم وبارك على سَيِّدِنا مُحمَّدٍ فى المَلأِ الأَعلى إلى يومِ الدِّين . اللهم نَسأَلُكَ يا رَحمنُ أَنْ تَرْزُقَنا شَفَاعَتَهُ وَأَورِدْنا حَوْضَهُ وَاسْقِنا مِن يَدَيْهِ الشَّريفَتينِ شَرْبَةً هَنيئَةً مَريئَةً لا نَظْمَأُ بَعدَها أَبَداً اللَّهم كما آمَنَّا بِهِ وَلم نَرَه.. فَلا تُفَرِّق بَيْنَنا وَبَينَهُ حتى تُدخِلَنا مُدخَلَه بِرحمَتِكَ يا أَرحَمَ الرَّاحِمين ‎

Mengobati Penyakit Kerinduan


Tak bisa disangkal manusia akan selalu bersentuhan dengan cinta. Sementara kecintaan memberikan buah kerinduan. Orang yang mencinta akan rindu kepada orang yang dicintainya.
Kerinduan kepada kekasih, seringkali membekaskan duka. Ingin bertemu dan berdekatan dengan sang kekasih. Air mata tak jarang menetes karena terbakar oleh kerinduan di hati. Sebagian orang bahkan sampai menjadi gila karena rindunya pada orang yang dicintainya.
Kerinduan (Al'isq), adalah sebuah kesengsaraan. Penyakit yang membekaskan kelemahan di hati. Lantas apakah obat untuk mengatasi penyakit yang menggerogoti jiwa ini???
Allah mengisahkan penyakit ini dalam Al Qur’an tentang dua tipe manusia. Pertama, wanita dan kedua, kaum homoseks yang cinta kepada mardan (anak laki-laki yang rupawan). 
Allah mengisahkan bagaimana penyakit ini telah menyerang istri Al Aziz (gubernur Mesir) yang mencintai Nabi Yusuf, dan menimpa kaum Luth. Allah mengisahkan kedatangan para malaikat ke negeri Luth.
وَجَاءَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ يَسْتَبْشِرُونَ(67)قَالَ إِنَّ هَؤُلَاءِ ضَيْفِي فَلَا تَفْضَحُونِ(68)وَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ(69)قَالُوا أَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ الْعَالَمِينَ(70)قَالَ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ(71)لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ(72)
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata, "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina." Mereka berkata, "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" Luth berkata, "Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)." (Allah berfirman), "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)." [Al Hijr : 67-72]
Cinta yang mendalam melahirkan kerinduan pada diri seseorang. Rindu adalah salah satu penyakit hati, sebuah “rasa” sakit yang sangat berbeda dengan penyakit-penyakit lainnya, baik cara pengobatannya maupun penyebabnya. Paramedis tidak akan sanggup mengobati penyakit asmara ini, karena asmara adalah penyakit dari dimensi lain dan hanya hinggap di hati insan-insan yang diharu biru oleh asmara. Allah Azza wa Jalla menandaskan dua tipen manusia dalam hal penyakit asmara (cinta) ini yaitu, pegiat asmara dari kalangan komunitas perempuan dan pecinta dari para pemuda tampan. 
Gejolak rindu akan terobati bila sang perindu bertemu dengan kekasih hatinya. Seorang perindu sejati akan rela berkorban apa saja demi sang pujaan hati. Banyak wacana tafsir dan interpretasi dari para cerdik cendikia perihal kerinduan ini, dimana satu sama lain saling mengklaim kebenaran tafsirnya. Dalam hal ini kami Ibnu-Qayyim al-Jauziyah- berkeyakinan bahwa merupakan Sunnatullah yang disematkan kepada setiap mahluk-Nya yaitu rasa saling tertarik dan hasrat ingin memiliki sesuatu yang dicintainya, berikut rasa ingin membangun kebersamaan dan keserasian antar sesama insan dan mahluk lainnya. 
Pertalian itu biasanya didasari oleh semangat kesamaan, kecocokan dan kesetaraan, baik yang berdimensi jenis (unsur), habitat maupun stereotip kehidupan. Misalnya pria yang normal tentu akan tertarik dengan dengan wanita yang cantik, begitu juga yang terjadi dengan habitat hewan. Sebaliknya, rasa tidak tertarik dipicu oleh tidak adanya kesamaan, kecocokan, dan tidak adanya keserasian. 
Itulah sebab utama dari pupusnya nilai-nilai cinta pada diri setiap mahluk-Nya. Bila kita mau menafakuru kejadian alam, maka putaran sinar galaksi pada tata surya ini terjadi sejalan dengan unsur keseimbangan antara poros atas dan poros bawah, satu sama lain tidak bertabrakan karena unsur tersebut. Demikian pula jika kita mencermati fenomena alam, maka kita akan melihat air mengalir ke dataran yang lebih rendah, api menjalar ke angkasa, dan manusia memiliki rasa cinta kepada sesuatu yang disukainya. Semua itu mengalir sejalan dengan Sunnatullah (putaran kehidupan). 
Ada banyak ragam asmara (wacana cinta) dalam kehidupan manusia, namun cinta yang paling utama dan termulia adalah cinta hanya kepada , demi dan untuk Allah Swt. Yaitu mencintai segenap apa yang dicintai oleh Allah Swt, dan senantiasa menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dalam hati dengan ikhlas dan sepenuh jiwa. Di antara wacana cinta, ada cinta yang berdasarkan kesamaan pandangan hidup, ideologi, dan jalan kehidupan. Kesamaan agama, mahzab, visi dan misi, kedekatan dan kekerabatan, kepentingan bisnis, ketertarikan akan kecantikan dan ketampanan. 
Demikian pula ada cinta yang berdasarkankesamaan visi dan misi untuk menggapai kepentingan pragmatis, baik berdimensi jabatan, keuntungan materi, posisi, kebutuhan akan pengetahuan dan pengalaman, serta obsesi yang hendak dicapai. 
Wacana cinta (ragam asmara) seperti tersebut diatas disebut cinta pragmatis, sebab lahirnya cinta hanya karena kepentingan dan gapaian tertentu. Cinta seperti itu akan pudar sejalan dengan terpenuhinya kepentingan pragmatis sang pecinta. Adapula cinta yang tidak berdasarkan kepentingan pragmatisme, namun lahir dari hasrat yang kuat untuk mencintai, yaitu sebuah jalinan cinta yang suci dan bersih dari “noda” pamrih, dan sebuah cinta yang fitri antara sang pecinta dan kekasihnya. Gelora cinta seperti itulah yang lahir dari ruh-ruh suci, sehingga cinta abadi tidak akan pudar oleh mega godaan dan rintangan yang menghalanginya. Pada diri sang pecinta (perindu) seperti itu maka tidak ada sedikitpun ruang dalam syakilah hatinya kecuali sang pujaan hati, sehingga sang pegiat asmara diharu-biru cintanya dan tidak jarang didera oleh cintanya yang tak bertepi. 
Jika cinta lahir dari jalinan dua hati dan ruh, lantas bagaimana dengan cinta yang timbul dari satu arah? Sedangkan realita membuktikan bahwa banyak Ritus" cinta yang lahir justru hanya dari satu pihak, dan cinta yang lahir dari dua arah justru banyak berpijak pada nafsu dan keinginan yang pragmatis, menyikapi realita tersebut maka yang harus diingat adalah bahwa nuansa percintaan itu tidak akan lepas dari tiga hal : 
Alasan bercinta. Kebanyakan orang sering terjebak pada gelora cinta yang semu dan sama sekali tidak memahami hakikat cinta itu sendiri. Hal yang paling esensial dalam bercinta adalah memahami “kesejatiannya” bukan tampilan lahirnya, ketulusan, kejujuran dan kesucian- dalam bercinta lebih utama ketimbang kepura-puraan, kehipikritan, dan tampilan-tampilan yang menipu.
kendala yang merintangi percintaan. Hal itu baik yang terkait dengan etika dan estetika serta perilaku sang pecinta. Rendahnya moralitas dan keburukan laku si pecinta akan membuat sang kekasih luntur cintanya, atau bahkan memutuskan cintanya. 
kendala (aib) yang lahir dari dari sang kekasih itu sendiri. Dengan kekurangan (aiban) itu, maka akhirnya sang pecinta menjadi tidak simpatik dan cintanya akan luntur.
Seorang pecinta sejati akan menerima dengan penuh ketulusan atas segala kekurangan kekasihnya, bersedia mengorbankan segalanya demi sang kekasih, dan tanpa ada pamrih yang terselubung. Pengorbanan dan pengabdiannya penuh dengan ketulusan dan dilakukan oleh kedua belah pihak yang salng mencintai. Itulah sejatinya yang disebut dengan cinta yang hakiki. 
Akan tetapi, semudah itukah mewujudkan cinta yang sejati? Sejarah memaparkan bahwa jika tidak ada rasa angkuh atau sombong, serta nafsu untuk berkuasa dan dimuliakan yang bergolak di dada para kafir, niscaya Rasulullah Saw akan menjadi insan yang paling mereka cintai melebihi cinta mereka terhadap diri, keluarga, dan hartanya. Selama rasa angkuh dan sombong serta nafsu ingin berkuasa dan dihormati masih bersemayam di dada umat Muhammad Saw, niscaya mereka masih lebih mencintai diri mereka sendiri ketimbang mencintai Rasul-Nya. 
Para ahli hikmah menandaskan bahwa gelora asmara adalah penyakit, seperti hal-hal penyakit lainnya yang menggerogoti hati manusia, sehingga asmara bisa diobati. Ada banyak terapi (petunjuk) pengobatan guna mengatasi penyakit asmara ini. Jika sang pecinta itu orang yang tekun mentradisikan nilai-nilai ajaran agama, maka ada terapi syari’at yang diajarkan oleh Rasulullah Saw untuk menyudahi “geliat” asmara, keliaran rindu, dan cintanya. 
Jika terdapat peluang bagi orang yang sedang kasmaran tersebut untuk meraih cinta orang yang dikasihinya dengan ketentuan syariat dan suratan taqdirnya, maka inilah terapi yang paling utama. Sebagaimana terdapat dalam sahihain dari riwayat Ibn Mas’ud Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ *
Hai sekalian pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka hendaklah dia menikah. Barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah berpuasa. Karena puasa dapat menahan dirinya dari ketergelinciran (kepada perbuatan zina).
Hadis ini memberikan dua solusi, utama, dan pengganti. 
Solusi pertama adalah menikah. Jika solusi ini dapat dilakukan, maka tidak boleh mencari solusi lain. Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ*
Aku tidak pernah melihat ada dua orang yang saling mengasihi selain melalui jalur pernikahan.
Inilah tujuan dan anjuran Allah untuk menikahi wanita, baik yang merdeka ataupun budak dalam firmanNya.
,
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. [An Nisa : 28].
Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa kodrat manusia adalah lemah, terutama lemah dalam mendidik nafsu syahwatnya. Mencegah hawa nafsu syahwat bukanlah pekerjaan ringan. namun merupakan pekerjaan yang super-super berat. Karena Allah Swt meringankan beban para hamba-Nya dengan menghalalkan bagi para lelaki untuk memperistri satu,dua,tiga, dan empat dari wanita-wanita yang sesuai dengan pilihan mereka. Bahkan untuk meringankan beban itu, Allah juga memperbolehkan menikahi para hamba sahaya, dan para janda. Jika hal tersebut memang demi solusi kerapuhan dalam menahan hawa nafsu syahwatnya, maka harus dilakukan sesuai ajaran syariat secara benar. 
Allah menyebutkan dalam ayat ini keringanan yang diberikan terhadap hambaNya. Dan Allah mengetahui kelemahan manusia dalam menahan syahwatnya, sehingga memperbolehkan menikahi para wanita yang baik-baik dua, tiga ataupun empat. Sebagaimana Allah memperbolehkan mendatangi budak-budak wanita mereka. Sampai-sampai Allah membuka bagi mereka pintu untuk menikahi budak-budak wanita jika mereka membutuhkannya sebagai peredam syahwat. Demikianlah keringanan dan rahmatNya terhadap makluk yang lemah ini.. 
Jika terapi pertama tidak dapat dilakukan akibat tertutupnya peluang menuju orang yang dikasihinya karena ketentuan syar’i dan takdir, maka penyakit ini bisa semakin ganas. Adapun terapinya harus dengan meyakinkan pada dirinya, bahwa apa-apa yang diimpikannya mustahil terjadi. Lebih baik baginya untuk segera melupakannya. Jiwa yang telah memutus harapan untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan tenang dan tidak lagi mengingatnya. Jika ternyata belum terlupakan, dapat mempengaruhi keadaan jiwanya hingga semakin menyimpang jauh. 
Dalam kondisi seperti ini wajib baginya untuk mencari terapi lain. Yaitu dengan mengajak akalnya berfikir, bahwa menggantungkan hatinya kepada sesuatu yang mustahil dijangkaunya itu ibarat perbuatan gila. Ibarat pungguk merindukan bulan. Bukankah orang-orang akan mengganggapnya termasuk ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak waras?
Apabila kemungkinan untuk mendapatkan apa yang dicintainya terhalang karena larangan syariat, maka terapinya yaitu dengan mengangap bahwa yang dicintainya itu bukan ditakdirkan menjadi miliknya. Jalan keselamatan ialah dengan menjauhkan dirinya dari yang dicintainya. Dia harus merasa bahwa pintu ke arah yang diingininya tertutup, dan mustahil tercapai.
Para ahli hikmah menandaskan bahwa terapi secara syariat adalah trapi primer, sedangkan trapi non-syariat adalah trapi skunder. hal yang paling esensial dalam trapi skunder adalah dengan trapi psikologis. Jika seseorang tidak mampu mengobati dirinya dengan trapi syariat (puasa dan nikah), maka ia dapat menyembuhkan penyakit asmara (rindu) dan cintanya dengan trapi psikologis. 
Berdoa
karena doa bisa merubah takdir. Merendahkan diri kepada Allah, secara tulus menyerahkan diri kepada-Nya, ikhlas, dan memohon kepada-Nya dengan segala kerendahan agar disembuhkan dari penyakit.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selam tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: 
[1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, 
[2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan 
[3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allahu akbar (Allah Maha besar).”
Ketika seseorang berada dalam kesempitan dan dia bersungguh-sungguh dalam berdo’a, merasakan kebutuhannya pada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do’anya. Termasuk di antaranya apabila seseorang memohon pada Allah agar dilepaskan dari penyakit rindu dan kasmaran yang terasa mengoyak-ngoyak hatinya. Penyakit yang menyebabkan dirinya gundah gulana, sedih dan sengsara. Oleh karena itu, perbanyaklah do’a.
Banyak berpikir dan berdzikir
Berpikir dan merenungi bahwa ini adalah penyakit. Berdzikir agar menguatkan hati dan menenangkan jiwa
Allah berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” [Ar-Ra’du:28]
Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat
Kita sudah tahu sebab mabuk cinta adalah karena kesibukan hati yang kosong. Hatinya akan dipenuhi bayang-bayang kekasihnya. Bayang-bayang itu akan memudar kemudian pecah bersama kesibukan ketaatan yang berujung dengan melupakannya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata:
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
 
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” [Al Jawabul Kaafi hal 156, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah].
Senantiasa menghadiri majelis ilmu, duduk bersama orang-orang zuhud dan mendengar kisah-kisah orang shalih.
Majelis ilmu adalah tempat me-recharge iman setelah baterainya habis termakan oleh buaian berbuah tak nyata. Kumpulan orang-orang yang sholih adalah tempat istirahatnya hati dari kesibukan menangkal fitnah dan makar dunia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya”. [HR. Muslim nomor 6793]
Menengok orang sakit, mengiringi jenazah, menziarahi kubur, melihat orang mati, berpikir tentang kematian dan kehidupan setelahnya.
Kelezatan dunia yang semu bisa remuk redam dengan meningat kematian, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan, yakni kematian” (HR. Imam Empat kecuali Abu Daud)
Selalu konsisten menjaga sholat dengan sempurna, menjaga kewajiban-kewajiban sholat, baik berupa kekhusyukan dan kesempurnaannya secara lahir dan bathin.
Jika sholat kita memang benar, maka akn mencegah semuanya, Allah ‘Azza wa jalla berfirman,
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar” [Al-Ankabut: 45]
Membayangkan akan ditinggal pergi orang yang dicintainya, bisa jadi ditinggal mati atau ditinggal pergi tanpa sebab atau ditinggal karena sudah jemu dan bosan.
Karena semua yang ada di dunia akan musnah, Allah ‘Azza wa jallaberfirman,
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” [Ar-Rahman: 26]
Merenungi akibat perbuatannya dan keadaan buruk para peminum khamr asmara
Hal ini bisa didapat dengan membaca dan menoleh kebelakang dengan berkaca kepada sejarah. orang-orang yang akan hina dunia dan akhirat karena cinta. Qobil yang membunuh habil, Abdurrahman bin Muljam yang membunuh Ali bin Abi Thalib radhiallhu ‘anhu, terbunuhnya unta nabi Shalih ‘alahi ssalam. Semua karena al-’isyq terhadap wanita
Bersabar, karena perjuangan melepas belenggu al-’isyq sangat menuntut kesabaran.
Jika bersabar dengan sebenar-benarnya akan mendapatkan pahala yang tak terkira, Allah ‘Azza wa jalla berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar sajalah yang akan dipenuhi ganjaran mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Yakin bahwa Allah akan memberi ganti lebih baik
Salah satu kekhawatiran adalah apakah ia bisa dapat yang seperti ini kelak. benih cinta ini yang sulit semai. Tebing asmara ini yang sudah susah payah didaki. Lika-liku kasih yang berat dilewati. Istana sayang yang dibangun  bersama. Apaka itu semua akan ditinggal dan roboh begitu saja?. Jawabannya adalah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Istana itu dibangun diatas pondasi kemaksiatan kepada Allah. Tampak megah dan tegar tapi hakikatnya lemah tak bertumpu bagai tiang penyangga yang bersandar kepada temboknya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik bagimu.” (HR. Ahmad 5/363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih)