Bagi seseorang yang belum mengetahui manfaat dan rahasia mengamalkan
Surat Al-Waqi'ah secara rutin, dan dia mengamalkan nya, Berbahaya .!
Kenapa bahaya Karena adalah salah satu yang dikenal sebagai surat yang
memiliki rahasia dahsyat dan penuh berkah. Jadi pasti karna dia tidak
tahu keberkahan mengamalkanya bisa dia tinggalkan mengamalkanya .. dan
ini sangat berbahaya karna selain tidak dapat pahala mengamalkan Al
qur,an juga kurang mendapat power keberkahan.
Perlu di ketahui bukan rahasia umum bahwa Khasiat dan keberkahannya
mampu menghilangkan kemiskinan dan mendatangkan rejeki bagi siapa saja
yang membacanya dan mengamalkannya dengan rutin setiap hari di sore hari
.
Surat Al-Waqi’ah adalah salah satu surat Al-Quran yang dikenal sebagai
surat penuh berkah dan memiliki banyak khasiat dan keutamaan yang besar.
Oleh karenanya, sebagian kaum muslimin bersemangat menjadikan surat
Al-Waqi’ah sebagai surat primadona dan favorit yang dibaca secara rutin
pada setiap hari dan malam. Apalagi bagi sebagian orang yang hati dan
pikirannya telah dikuasai oleh nafsu dunia, atau menjadi hamba dunia.
Diantara keutamaan dan khasiat membaca surat Al-waqi’ah yang telah
beredar di tengah kaum muslimin melalui media cetak maupun elektronik
dan diyakini oleh mereka akan kebenaran dan kedahsyatannya ialah sebagi
berikut:
1. Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia akan dicatat tidak tergolong dalam barisan orang-orang yang lalai.
2. Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia tidak akan tertimpa kefakiran atau kemiskinan selama- lamanya.
3. Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada malam Jum’at, ia akan
dicintai oleh Allah, dicintai oleh manusia, tidak melihat kesengsaraan,
kefakiran, dan penyakit dunia.
4. Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah sebelum tidur, ia akan
berjumpa dengan Allah dalam keadaan wajahnya bercahaya seperti bulan
purnama.
5. Surat al-Waqi’ah adalah surat kekayaan.
6. Dan keutamaan-keutamaan lainnya.
Namun sayangnya, keutamaan-keutamaan dan khasiat membaca surat
Al-Waqi’ah tersebut dijelaskan di dalam hadits-hadits yang derajatnya
TIDAK SHOHIH dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Sebagian
hadits-hadits tersebut derajatnya DHO’IF (Lemah) dan sebagian lainnya
PALSU.
Berikut ini kami akan sebutkan beberapa contoh hadits yang menjelaskan
tentang keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Waqi’ah beserta
penjelasan para ulama hadits tentang sisi cacatnya.
(*) HADITS PERTAMA:
Imam Ad-Dailami rahimahullah meriwayatkan dari jalan Ahmad bin Umar
Al-Yamami dengan sanadnya hingga Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma,
(bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda) :
من قرأ سورة الواقعة كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا، ومن قرأ كل ليلة {لا أقسم
بيوم القيامة} لقي الله يوم القيامة ووجهه في صورة القمر ليلة البدر
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam maka dia tidak
akan ditimpa kemiskinan selamanya. Dan barangsiapa setiap malam membaca
Surat Al-Qiyamah, maka dia akan berjumpa dengan Allah pada hari Kiamat
sedangkan wajahnya bersinar layaknya rembulan di malam purnama.”
(Dikeluarkan oleh Ad-Dailami dari jalan Ahmad bin Umar Al Yamami dengan
sanadnya sampai Ibnu ‘Abbas radliallahu ’anhuma, sebagaimana disebutkan
oleh Ibnu ‘Iraqi di dalam kitab Tanzih asy-Syari’ah al-Marfu’ah ‘an
al-Akhbar asy-Syani’ah al-Maudhu’ah I/301, dan disebutkan oleh Al Imam
As-Suyuthi dalam Dzailul Ahadits al-Maudhu’ah no. 177).
(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya Maudhu’ (PALSU), karena di dalam sanadnya ada
seorang perawi Pemalsu hadits yang bernama Ahmad bin Umar Al-Yamami.
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Ahmad bin Umar al-Yamami adalah seorang perawi hadits yang pendusta.”
Dan syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah menilai hadits
ini maudhu’ (PALSU) di dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah wa
Al-Maudhu’ah no.290).
(*) HADITS KEDUA:
Abu Asy-Syaikh meriwayatkan dari jalan Abdul Quddus bin Habib, dari
Al-Hasan, dari Anas secara marfu’ (sanadnya tersambung kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wasallm, pent):
من قرأ سورة الواقعة وتعلمها لم يكتب من الغافلين ، ولم يفتقر هو وأهل بيته
“Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah dan mempelajari (tafsir)nya, maka
ia tidak dicatat (oleh Allah) termasuk orang-orang yang lalai, dan ia
sekeluarga tidak akan mengalami kemiskinan.”
(Hadits ini disebutkan oleh Imam As-Suyuthi di dalam Dzail Al-Ahadits Al-Maudhu’ah nomor hadits: 277).
(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya Maudhu’ (PALSU), karena di dalam sanadnya terdapat
seorang perawi yang bernama Abdul Quddus bin Habib, ia pernah
memalsukan hadits, sebagaimana dinyatakan oleh sebagian ulama hadits.
Ibnu Hibban rahimahullah berkata tentangnya: “Dia pernah memalsukan
hadits dengan mengatasnamakan para perawi yang tsiqoh (terpercaya). Oleh
karenanya, TIDAK BOLEH mencatat dan meriwayatkan hadits darinya.”
(Lihat kitab Al-Majruhin II/131).
Imam Adz-Dzahabi menyebutkan perkataan Abdur-Razzaq tentangnya: “Aku
tidak pernah melihat (Abdullah) bin Al-Mubarak memberikan penilaian
Kadzdzaab (seorang pendusta) dengan jelas kecuali kepada Abdul Quddus
(bin Habib).” (Lihat Mizan Al-I’tidal II/643 no.5156).
(*) HADITS KETIGA:
Diriwayatkan dari Abdullah bin Wahb, ia berkata; telah menceritakan
kepadaku As-Sary bin Yahya, ia berkata; bahwa Syuja’ (Abu Syuja’)
menceritakan kepadanya dari Abu Thoyyibah (Abu Zhobiyyah), dari Ibnu
Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
من قرأ سورة الواقعة في كل ليلة لم تصبه فاقة
“Barangsiapa membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kemiskinan.”
(Dikeluarkan oleh Ibnu Al-Jauzi rahimahullah di dalam kitab Al-‘Ilal Al-Mutanahiyyah Fi Al-Ahadits Al-Wahiyah I/112 no.151).
(*) HADITS KEEMPAT:
Al-Harits bin Abu Usamah berkata: telah menceritakan kepada kami
Al-Abbas bin Al-FadhL, ia berkata; telah menceritakan kepada kami
As-Sary bin Yahya, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Syuja’
(Abu Syuja’), dari Abu Thoyyibah, dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia
berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
من قرأ سورة الواقعة في كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا
“Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kemiskinan selamanya.”
(Dikeluarkan oleh Al-Harits bin Abu Usamah di dalam Musnadnya II/729
no.721. dikeluarkan pula oleh Ibnu Sunniy di dalm kitab ‘Amal al-Yaumi
wal Lailah, no. 680, dikeluarkan juga oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul
Iman II/491 no.2499, dan selainnya. Semuanya berasal dari jalan Abu
Syuja’ dari Abu Thoyyibah dari Abdullah bin Mas’ud radliallahu’anhu).
(*) HADITS KELIMA:
Imam Al-Baihaqi berkata: telah memberitahukan kepada kami Abul Husain
bin Al-FadhL Al-Qoththon, ia berkata; telah mengkhabarkan kepada kami
Abdullah bin Ja’far, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ya’qub
bin Sufyan, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Hajjaj, ia
berkata; telah menceritakan kepada kami As-Sariy bin Yahya Asy-Syaibani
Abul Haitsam, dari Syuja’, dari Abu Fathimah, ia berkata:
أن عثمان بن عفان – رضى الله عنه – عاد ابن مسعود فى مرضه فقال : ما تشتكي ؟
قال : ذنوني قال : فما تشتهي ؟ قال : رحمة ربى قال : ألا ندعوا لك الطبيب ؟
قال : الطبيب أمرضنى قال : ألا آمر لك بعطائك ؟ قال : منعتنيه قبل اليوم ،
فلا حاجة لى فيه قال : فدعه لأهلك وعيالك قال : إنى قد علمتهم شيئا إذا
قالوه لم يفتقروا ، سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ( من قرأ
الواقعة كل ليلة لم يفتقر
“Bahwa Utsman bin Affan radhiyallahu anhu pernah menjenguk Abdullah (bin
Mas’ud) ketika ia menderita sakit, lalu Utsman bin ‘Affan bertanya:
“Apa yang kau rasakan?” Abdullah berkata,”Dosa-dosaku.” Utsman bertanya:
”Apa yang engkau inginkan?” Abdullah menjawab: ”Rahmat Tuhanku.” Utsman
berkata: ”Apakah aku datangkan dokter untukmu.”. Abdullah menjawab:
”Dokter membuatku sakit.” Utsman berkata: ”Apakah aku datangkan kepadamu
pemberian (harta) ?” Abdullah menjawab: ”Aku tidak membutuhkannya.”
Utsman berkata: ”(Mungkin) harta itu engkau berikan kepada istri dan
anak-anakmu (sepeninggalmu, pent).” Abdullah menjawab: ”Sesungguhnya aku
telah mengajarkan kepada keluargaku suatu (bacaan) yang apabila mereka
membacanya niscaya mereka tidak akan mengalami kemiskinan. Aku pernah
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ”Barangsiapa
yang membaca surat al-Waqi’ah pada setiap malam maka dirinya tidak akan
ditimpa kemiskinan (selama-lamanya, pent).”
(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam kitab Syu’ab Al-Iman).
(*) DERAJAT HADITS KETIGA, KEEMPAT DAN KELIMA:
Hadits-hadits ini derajatnya DHO’IF (Lemah), karena Di dalam sanadnya
ada seorang perawi DHO’IF (Lemah), yaitu Syuja’ (atau Abu Syuja’).
Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata: ”Abu Syuja’ adalah seorang yang
majhul (tidak dikenal jati dirinya dan tidak diketahui kredibilitasnya).
Demikian juga ia meriwayatkan dari Abu Thayyibah, siapa Abu Thayyibah
itu?” (maksudnya dia adalah perawi yang tidak dikenal juga).
SEBAB DHO’IFNYA HADITS KETIGA, KEEMPAT DAN KELIMA:
Hadits-hadits ini dinilai derajatnya DHO’IF (Lemah) oleh para ulama
hadits karena memiliki beberapa cacat dari beberapa sisi, yaitu:
Pertama, sanadnya terputus sebagaimana yang dijelaskan al-Daaruquthni,
Ibnu Abi Hatim dalam ‘Ilal-nya yang dinukil dari bapaknya.
Kedua, Terjadi kemungkaran dalam matannya sebagaimana yang dijelaskan imam Ahmad.
Ketiga, para perawinya berstatus lemah sebagaimana yang disebutkan Ibnul Jauzi,
Keempat, terjadi kekacauan dalam pembacaan nama perawi.
Beberapa ulama telah bersepakat dalam melemahkan hadits ini di
antaranya: Imam Ahmad, Abu Hatim dan anaknya, al-Daaruquthni,
al-Baihaqi, dan Ibnul Jauzi. Pada ringkasnya, hadits ini memiliki cacat
sehingga menjadi tidak shahih.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya: “Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat
Al-Waqi’ah pada setiap malam, maka ia tidak akan tertimpa kemiskinan
selamanya.” Apa makna kalimat Al-Faaqah (kemiskinan tsb)? Apakah hadits
ini shahih?”
Beliau menjawab: “Hadits ini tidak kami ketahui memiliki jalur yang
shahih, kami tidak mengetahui ia memiliki jalur yang shahih. Maka tidak
boleh menyandarkan kepadanya. Tetapi hendaknya ia membaca Al-Qur’an
untuk mendalami (ajaran) agama Islam dan memperoleh kebaikan. Karena
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai
pemberi syafaat kepada para ahlinya (maksudnya, orang2 yg rajin membaca,
mempelajari, menghafal n mengamalkan hukum2nya, pent).” (HR. Muslim)
Dan beliau bersabda pula: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari
Al-Qur’an, maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan tersebut
dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat.” Maka hendaknya seseorang
(muslim/ah) membaca Al-Qur’an (dengan niat n tujuan) agar memperoleh
keutamaan membacanya dan mendapat kebaikan (pahala), bukan untuk
mendapatkan kekayaan dunia.” selesai.
Demikian beberapa hadits Dho’if dan Palsu yang menerangkan tentang
keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Waqi’ah yang dapat kami sebutkan.
Semoga Allah melindungi kita semua dari bahaya hadits dho’if dan palsu
dalam menjalankan ajaran agama-Nya yang haq ini.
===============================-========-=============-======
Kalau selalu membahas masalah bahwa mengamalkan surah dalam al qur,an
itu tidak ada contoh dari nabi atau hadistnya Dhoif dan bla.bla.bla ..
dst dsb dll...
LHA KAPAN BACA DAN AMALIN QUR,AN ????
Kita patokan kepada Wahyu yang allah sebutkan dalam al qur,an ..dan
Beberapa Hadist saja deh ... kalau mengamalkan surah dalam al qur,an itu
banyak pahalanya .. Apalagi jika di amalkan tiap malam...!!!
عَن ابنِ مَسعُودٍ رَضيَ اللٌهُ عَنهُ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلَى
اللٌهُ عَلَي وَسَلَمَ مَن قَرَأ حَرفًا مٍن كَتَابِ اللٌه فَلَه بِه
حَسَنَةُ وَالحَسَنَةُ عَشُرُ اَمُثَالِهَا لآ اَقُولُ الم حَرفُ وَلكِنُ
اَلِفُ وَلآمُ حَرفُ وَميمُ حــَرُفُ.
(رواه الترمذي وقال هذا حديث حسن صحيح غريب اسنادا والدارمى)
Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, :
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu
hasanah (kebaikan) dan satu hasanah itu sama dengan sepuluh kali
lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”
(Hr. Tirmidzi).
Maksudnya, bahwa dalam amal ibadah lain, sesuatu ibadah itu baru
dihitung sebagai satu amalan jika dilakukan secara utuh (keseluruhan).
Tetapi tidak demikian dengan amalan membaca al Qur’an.
Setiap bagiannya akan dinilai sebagai satu amalan, sehingag membaca satu huruf pun tergolong satu hasanah (kebaikan).
Dan bagi setiap satu kebaikan itu Allah berjanji akan melipatkannya hingga sepuluh kali, sebagaimana firman-Nya,
مَنْ جاء بالحسنة فلهُ عَشْرُ أمْثَالهِا......
“Barangsiapa membawa amalan baik, maka untuknya (pahala) sepuluh kali lipat amalannya…” (Qs. Al An’am [6] :160)
Walau bagaimanapun, tambahan sepuluh kali lipat ini adalah yang
terendah, karena Allah swt. mampu melipatgandakan pahala dengan
sekehendak-Nya,
والله يضاعف لمن يشاءُ....
“…..Allah menggandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki….”
(Qs. Al Baqarah [2] : 261)
Permisalan bahwa setiap huruf al Qur’an dinilai satu kebaikan telah
disabdakan oleh Rasulullah saw. bahwa alif lam mim bukanlah satu huruf,
tetapi alif terpisah, lam terpisah, dan mim terpisah, sehingga alif lam
mim berisi tiga puluh kebaikan. Disini terdapat perselisihan apakah yang
dimaksud adalah alif lam mim permulaan surat al Baqarah atau permulaan
surat al Fiil? Jika yang dimaksud adalah alif lam mim permulaan al
Baqarah, berarti hitungannya menurut jumlah huruf yang tertulis. Karena
yang tertulis hanya tiga huruf, maka pahalanya tiga puluh. Dan jika yang
dimaksud adalah alif lam mim permulaan surat al Fiil, berarti alif lam
mim pada surat al Baqarah itu Sembilan huruf
(dengan menghitung jumlah huruf yang dilafazhkan), sehingga menjadi Sembilan puluh pahala.
Baihaqi meriwayatkan, “Aku tidak mengatakan bahwa bismillah itu satu
huruf, tetapi ba, sin, mim, dst. adalah huruf-huruf yang terpisah.”
عَن مُعَاذِنِ الجُهَنِيِ رَضَي اللٌهُ عَنَهُ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌه
صَلَي اللٌهَ عَلَيهِ وَسَلَمَ مَنَ قَرَأ القُرانَ وَعَمِلَ بِمَافِيهِ
اُلُبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَومَ القَيِامَةِ ضَووُهَ اَحسَنُ مِنُ ضَوءِ
الشٌمسِ فيِ بُيُوُتِ الدٌنَيا فَمَا ظَنٌكُم بِالَذِيُ عَمِلَ بِهذَا
(رواه احمد وابو داوود ووصححه الحاكم)
Dari Mu’adz al Juharni r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“barangsiapa membaca al Qur’an dan mengamalkan apa yang terkandung di
dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada hari
Kiamat yang cahayanya lebih terang daripada cahaya matahari seandainya
berada dirumah-rumah kalian di dunia ini. Maka bagaimana menurut
perkiraan kalian mengenai orang yang mengamalkannya?”
(Hr. Ahmad dan Abu Dawud)
Allah itu maha pemberi segalanya jikalau allah berkehendak kasih kita
rezeqi baik kesehatan atau materi apakah allah masih menahan
karena hadistnya Dhoif ..??
Jadi mulai sekarang mari membaca dan kita Amalkan Al qur'an mau 1 kali
mau sampai hitungan rubuan kali kalo sanggup dan iklas mau punya tujuan
ataupun hanya ingin mengamalkan , apapun suratnya semua memiliki power
positip untuk kehidupan kita khusunya surat al waqiah disini sudah
banyak yang mengalami mamfaatnya termasuk saya pernah merasakan
mamfaatnya , syareat nya membaca al waqiah lalu ber do,a dan allah
berkehendak maka jika alloh berkehendak kun fayakun kata allah terjadi
terjadilah .
yah.. jika Allah berkehendak mengabulkan hajad dari sebab amaliah yang
kita amalkan Allah tidak melihat ada atau tidaknya hadist tentang
hitungan mengamalkan surah dalam al qur,an.
Hitungan dalam mengamalkan dalam pembacaan tidak selalu harus seperti di
urai di atas itu hanya dari beberapa sumber saja jika anda yakin walau
anda rutin tiap malam mengamalkan dan membacanya isya allah dapat
memeberikan power keberkahan rezeqi jika di tambah dengan amalan sedekah
.
Mulai sekarang Mari kita selalu amalkan Surah-surah dalam Al qur,an
Karim . yang bisa memberi banyak mamfaat dalam kehidupan apalagi jika
kita mempelajari makna dan arti yang tersirat di Al qur,an itu. insya
allah .
Wallohu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar