Rabu, 09 April 2014

Rahasia Do’a 999% Mustajab

Do’a atau berdo’a tidak asing lagi bagi telinga kita. Hampir semua agama dan kepercayaan mengajarkan kepada pengikutnya untuk senantiasa bedo’a. sebab do’a adalah pengingat ketika keberhasilan dapat diraih,maka kita sadar itu merupakan karunia Alloh, jika kegagalan yang datang, maka do’a sebagai benteng dari putus asa, karena dari situ kita tahu betapa lemahnya kita,tanpa pertolongan-Nya mustahil kita mampu menjalani hidup ini.
Sebagian orang menggap do’a sebagai “pesugihan” yang halal, mungkin anda sudah mencari do’a manjur,do’a paling mujarab,do’a paling ampuh, atau juga mendatangi tempat berdo’a yang maqbul, mungkin juga sudah menyempatkan waktu untuk memasuki waktu mustajabnya do’a.

Pernahkah kita merasa kalau do’a kita ditolak oleh Alloh?

Berbagai do’a sudah dilantunkan, bermacam cara bahkan tidak jarang kita meluangkan waktu, mencari saat dan tempat yang konon mustajab untuk berdo’a, namun semua itu nyaris tidak membawa hasil, bahkan yang lebih tragis, nikmat yang kita harapkan malah laknat yang datang. Kehidupan yang layak, rejeki yang melimpah,isteri yang cantik,kendaraan mewah selalu kita panjatkan agar itu berpihak pada kita, namun bukannya mendekat, malah menjauh.

Rahasia do’a makbul

Setelah bertahun-tahun terombang-ambung diantara harapan dan putus asa, kadang pertanyaan- pertanyaan datang bertubi-tubi. Kenapa Alloh masih enggan mengabulkan do’aku? Apa salahku? Kurang apalagi? Puasa sudah,berdo’a sudah,beramal sudah, tapi koq masih begini saja.
Ada 3 tahapan yang harus kita lakukan agar do’a kita maqbul, bahkan dijamin pasti insya Alloh manjur ;
1. Syukur
Mungkin kita bertanya, hidup saja susah apa yang mau disyukuri? Inilah kesalahan kita. Coba kita renumgkan ! andai kita mempunyai anak, anak kita minta mobil-mobilan, karena kita sayang kita kasih, tapi anak itu lupa membawa pulang mainannya ketika bermain dengan kawan-kawannya. Hilanglah mainan itu. Keesokan harinya dia merengek minta dibelikan lagi,kita pun membelikannya, dan kejadian pertama terulang lagi. Lantas jika anak kita itu minta lagi apa jawab kita? Apa akan langsung membelikannya? Tentu kita akan marah bukan?
Memang Alloh tidak seperti kita, namun kita hendaknya tahu diri, bagaimana Alloh akan mengabulkan do’a kita jika nikmat yang sudah ada saja tidak pernah disyukuri, ini namanya tidak tahu berterima kasih.
Dan yang paling penting adalah ; do’a itu bisa di ijabah atau ditolak oleh Alloh, tapi syukur pasti akan diterima ( bagaimana syukur yang benar? akan dilanjutkan dalam tulisan berikutnya , insya Alloh).
Jika kita bersyukur, maka Alloh akan menambahi anugerah-Nya kepada kita tanpa kita minta sekalipun. Alloh berfirman ; “Jika kamu menghitung-menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menentukan jumlahnya (menghitungnya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” QS. An Nahl : 18.
2. Malu
Sepantasnya kita malu, mungkin kita tidak diberi harta lebih, tapi kita masih diberi akal, tangan, kaki dan yang lebih penting kita masih hidup, tapi kenikmatan2 itu sekan tidak berarti apa-apa bagi kita, kita mendefinisikan nikmat itu hanya berupa harta,tahta,wanita.
3. Istighfar
mohonlah ampun kepada Alloh, atas kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan dengan sebenar-benarnya.
Insya Alloh dengan di awali dan dilandasi 3 hal tersebut do’a kita akan di kabulkan oleh Alloh. Dengan catatan semua itu dilakukan dengan benar tanpa direkayasa.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Doa akan di kabulkan selama bukan doa untuk melaksanakan perbuatan dosa atau memutus tali kerabat sebagaimana  hadis sbb:
صحيح مسلم ٤٩١٨: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ
Shahih Muslim 4918: Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa." Seorang sahabat bertanya; 'Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; 'Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan'. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi.'
Hadis tsb dinyatakan  gharib oleh Imam Tirmidzi sebagaimana hadis sbb:
سنن الترمذي ٣٤٩٧: عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ أَنَّ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ حَدَّثَهُمْ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ إِذًا نُكْثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَابْنُ ثَوْبَانَ هُوَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ الْعَابِدُ الشَّامِيُّ

Sunan Tirmidzi 3497: Dari Ubadah bin Ash Shamit telah menceritakan kepada mereka bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tidaklah seorang muslim di atas muka bumi berdoa kepada Allah dengan sebuah doa melainkan Allah akan memberikan kepadanya, atau memalingkan keburukan darinya seperti doanya, selama ia tidak berdoa untuk melakukan perbuatan dosa atau memutuskan hubungan kekerabatan." Kemudian terdapat seorang laki-laki dari orang-orang berkata; jika demikian kita perbanyak doa. Beliau berkata: "Allah lebih banyak pemberiannya." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib dari jalur ini. Ibnu Tsauban adalah Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban Al 'Abid Asy Syami.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hadis tentang Allah  tidak mengabulkan doa untuk perbuatan dosa itu kurang sreg di hati saya, dan Imam Tirmidzi sendiri menyatakan hadis tsb nyeleneh. Ia juga bertentangan dengan ayat:
قَالَ أَنظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤﴾

014. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".
قَالَ إِنَّكَ مِنَ المُنظَرِينَ ﴿١٥﴾

015. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾

016. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ ﴿١٧﴾

017. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at). Al a`raf
Dan hendaklah jalankan ajaran Allah dengan baik, Allah akan menepati janjiNya sebagaimana ayat:
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُواْ نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُواْ بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ ﴿٤٠﴾

040. Hai Bani Israil, ingatlah akan ni`mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). Al Baqarah
Allah akan menepati janjiNya bila kamu menepati janjimu ya`ni kamu menjalankan ajaran Allah dengan komitmen tinggi, bukan kamu selalu melanggarnya lalu kamu minta kepada Allah untuk menepati janjiNya.  Dan hal ini perlu pengkajian husus, dan saya mencukupi sekian saja dulu.

Selasa, 01 April 2014

Tafsir Juz 'amma - Google Buku

Tafsir Juz 'amma - Google Buku

JUZ’ AMMA




    SURAT AL FATIHAH (PEMBUKAAN)
    1.       Bismillahir Rahmaanir Rahiim.
    2.       Alhamdu lillahi Rabbil ‘aalamin.
    3.       Ar Rahmaanir Rahiim.
    4.       Maaliki yaumiddiin.
    5.       Iyyaaka na ‘budu wa iyyaaka nasta’iin.
    6.       Ihdinash shiraathal mustaqiim.
    7.       Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alahim wa ladh dhaalliin.
    SURAT AN NAAS (MANUSIA)
    1.       Qul a’uudzu’bi Rabbinnaas [i].
    2.       Maliki naas [i].
    3.       Ilaahin naas [i].
    4.       Min syarril waswaasil khan naas [i].
    5.       Al ladzii yuwaswisu fii shuduurin naas [i].
    6.       Minal jinnati wan naas [i].
    SURAT AL FALAQ (WAKTU SHUBUH)
    1.       Qul a’uudzu bi Rabbil falaq [i].
    2.       Min syarri maa khalaq [a].
    3.       Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab [a].
    4.       Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqad [i].
    5.       Wa min syarri haasidin idzaa hasad [a].
    SURAT AL IKHLASH (KEMURNIAN KE-ESAAN ALLAH)
    1.       Qul huwallahu ahad [un].
    2.       Allahush shamad [u].
    3.       Lam yalid wa lam yuulad.
    4.       Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad [un].
    SURAT AL LAHAB (NYALA API)
    1.       Tabbat yadaa Abii lahabiw watabb [a].
    2.       Ma aghnaa ‘anhu maaluhu wa maa kasab [a].
    3.       Sayashlaa naaran dzaata lahab [lahabin].
    4.       Wamraatuh [u]. Hammaalatal hathab [i].
    5.       Fi jiidihaa hablum min masad [in].
    SURAT AN NASHR (PERTOLONGAN)
    1.       Idzaa jaa-a nashrullaahi wal fath [u].
    2.       Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinillahi afwaajaa [n].
    3.       Fasabbih bi hamdi Rabbika wastaghfirhu, innahuu kaana tawwaaba [n].
    SURAT AL KAFIRUN (ORANG-ORANG KAFIR)
    1.       Qul yaa ayyuhal kaafiruun [a].
    2.       Laa a’budu maa ta’buduun [a].
    3.       Wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud [u].
    4.       Wa laa ana ‘aabidum maa’abattum.
    5.       Wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud [u].
    6.       Lakum diinukum wa liya diin [i].
    SURAT AL KAUTSAR (KEBAIKAN YANG BANYAK)
    1.       Innaa a’thainaakal kautsar [a].
    2.       Fa shalli lirabbika wanhar.
    3.       Inna syaani-aka huwal abtar [u].
    SURAT AL MA’UUN (BANTUAN)
    1.       Ara-aital ladzii yaukadzdzibu biddiin [i].
    2.       Fa dzaalikal ladzii yadu’ ‘ul yatiim [a].
    3.       Wa laa yahudhudhu alaa tha’aamil miskiin [i].
    4.       Fa wailul lil mushalliin [a].
    5.       Al ladziina hum ‘an shalaatihim saahuun [a].
    6.       Alladziina hum yuraa-uun [a].
    7.       Wa yamna’uunal maa’uun [a].
    SURAT AL QURAISY (SUKU QURAISY)
    1.       Li-iilaafi quraisyin.
    2.       Iilaafihim rihlatasy syitaa-i wash shaif [i].
    3.       Fal ya’buduu Rabba haadzal bait [i].
    4.       Al Ladzii ath’amahun min juuin wa aamanahum min khauf [in].
    SURAT AL FIIL (GAJAH)
    1.       Alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi ashaabil fiil [i].
    2.       A lam yaj’al kaidahum fii tadllii [in].
    3.       Wa arsala’alaihim thairan abaabiil [a].
    4.       Tarmiihim bi hijaaratin min sijjiil [in].
    5.       Fa ja’alahum ka ‘ashfim ma ku ul [in].
    SURAT AL HUMAZAH (ORANG YANG MENGUMPAT)
    1.       Wailul likulli humazatil lumazah [lumazatin].
    2.       Al Ladzii jama’a maalaw wa’ad dadah [u].
    3.       Yahsabu anna maalahu akhladah [uu].
    4.       Kallaa layunbadzanna fil huthamah [huthamati].
    5.       Wa maa adraaka mal huthamah.
    6.       Naarullaahil muuqadah [muuqadatu].
    7.       Al latii taththali’u alal af-idah [af-idati].
    8.       Innahaa ‘alaihim mu’shadah [mu’shadatun].
    9.       Fii ‘amadin mumaddadah [mumaddadatin].
    SURAT AL ASHR (WAKTU = MASA)
    1.       Wal ‘ashr [i].
    2.       Innal insaana lafii khusr [in].
    3.       Illal ladziina aamanuu wa’amilush shaalihaati wa tawaashau bil haqqi wa tawaashau bish shabr [i].
    SURAT AT TAKAATSUR (KEMEWAHAN)
    1.       Alhaakumut takaatsur [u].
    2.       Hatta zurtumul maqaabir [a].
    3.       Kalla saufa ta’lamuun [a].
    4.       Tsumma kallaa saufa ta’lamuun [a].
    5.       Kallaa lau ta’lamuuna ‘ilmal yaqiin [a].
    6.       Latarawunnal jahiim [a].
    7.       Tsumma latarawunnahaa ‘ainal yaqiin [i].
    8.       Tsumma latus-alunna yaumaidzin ‘anin na’iim [i].
    SURAT AL QARI’AH (HARI QIAMAT)
    1.       Al Qaari’ah [al Qaari’atu].
    2.       Mal Qaari’ah [qaari’atu].
    3.       Wa maa-adraaka mal qaari’ah [qaari’atu].
    4.       Yauma yakuunun naasu kal faraasyil mabtsuuts [i].
    5.       Watakuunul jibaalu kal ‘ihnil manfuusy [i].
    6.       Fa ammaa man tsaqulat mawaazinuh [uu].
    7.       Fa huwa fii ‘iisyatir raadliyah [raadliyatin].
    8.       Wa ammaa man khaffat mawaaziinuhuu.
    9.       Fa ummuhuu haawiyah [haawiyatun].
    10.   Wa maa adraaka maa hiyah.
    11.   Naarun haamiyah [haamiyatun].
    SURAT AL ‘AADIYAAT (KUDA PERANG)
    1.       Wal ‘aadiyaatid dhab-haa [n].
    2.       Fal muuriyaati qadhaa [n].
    3.       Fal mughiiraati shubhaa [n].
    4.       Fa atsarna bihii naq’aa [n].
    5.       Fa wasathna bihii jam’aa [n].
    6.       Innal insaana lirabbihii lakanuud [un].
    7.       Wa innahuu ‘alaa dzaalika lasyahiid [un].
    8.       Wa innahuu li hubbil kahiri lasyadiid [un].
    9.       Afalaa ya’lamu idzaa bu’tsira maa fil qubuur [i].
    10.   Wa hushshila maa fish shuduur [i].
    11.   Inna Rabbahum bihim yaumaidzin lakhabiir [un].
    SURAT AL ZILZAL (GONCANG)
    1.       Idzaa zulzilatil ardhu zilzaalahaa.
    2.       Wa akhrajatil ardhu atsqaalahaa.
    3.       Wa qaalal insaanu maa lahaa.
    4.       Yaumaidzin tuhadditsu akhbaarahaa.
    5.       Bi anna Rabbaka auhaa lahaa.
    6.       Yauma-idziy yashdurun naasu asytaatal liyurau a’maalahum.
    7.       Fa may ya’mal mitsqaala dzarratin kahiray yarah [u].
    8.       Wa may ya’mal mitsqaala dzarratin syarray yarah.
    SURAT AL BAYYINAH (KETERANGAN)
    1.       Lam yakunil ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina munfakkiina hattan ta tiyahumul bayyinah.
    2.       Rasuulum minallahi yatluu shuhu fam muthahharah [muthahharatan].
    3.       Fihaa kutubun qayyimah [qayyimatun].
    4.       Wa maa tafarraqal ladziina uutul kitaaba illa mimba’di maa jaa athumul bayyinah.
    5.       Wa maa umiruu illaa liya’budullaaha mukhlishiina lahuddiina hunafaa-a wa yuqiimush shalaata wa yu’tus zakaata wa dzaalika diinulqayyimah (qayyimati).
    6.       Innal ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina fii naari jahannama khaalidiina fihaa, ulaa-ikahum syarrul bariyyah [bariyyati].
    7.       Innal ladziina aamanu wa’amilush shaalihati ulaa-ika hum khairul bariyyah [bariyyati].
    8.       Jazaa-uhum ‘inda rabbihim jannaatu ‘adnin tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaa abadaa, radhiyallaahu’anhum waradhuu ‘anhu dzaalika liman khasyiyarabbah [u].
    SURAT AT QADR (BERHARGA)
    1.       Innaa anzalnaahu fi lailatil qadr [i].
    2.       Wa maa adraaka maa lailatul qadr [i].
    3.       Lailatul qadri khairum min alfi syahr [in].
    4.       Tanazzalul malaaikatu war ruuhu fiihaa bi idzni rabbihim min kulli amr [in].
    5.       Salaamun Hiya hattaa mathla’il fajr [i].
    SURAT AL ‘ALAQ (SEGUMPAL DARAH)
    1.       Iqrabismi Rabbikal ladzii khalaq [a].
    2.       Khalaqal insaana min ‘alaq [in].
    3.       Iqra wa Rabbukal akram [u].
    4.       Alladzii ‘allama bil qalam [i].
    5.       ‘Allamal insaana maa lam ya’lam.
    6.       Kallaa, innal insaana layathghaa.
    7.       Ar ra-aahus taghnaa.
    8.       Inna ilaa rabbikar ruj’aa.
    9.       Ara-‘aital ladzii yanhaa.
    10.   ‘Abdan idzaa shallaa.
    11.   Ara-aita in kaana alal hudaa.
    12.   Au amara bit taqwaa.
    13.   Ara-aita in kadzdzaba wa tawallaa.
    14.   Alam ya’lam biannallaaha yaraa.
    15.   Kallaa la-illam yantahi lanasfa’an bin naashiyah [naashiyati].
    16.   Naashiyatin kaadzibatin khaathi-ah [khaathi-atin].
    17.   Fal yad’u naadiyah [u].
    18.   Sanad’uz zabaaniyah [zabaaniyata].
    19.   Kalla laa tuthi’hu was jud waqtarib.
    SURAT AT TIIN (BUAH TIN)
    1.       Wat tiini waz zaituun [i].
    2.       Wa thuuri siiniin [a].
    3.       Wa haadzal baladil amiin.
    4.       Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiin [in].
    5.       Tsumma radadnaahu asfala saafiliin [a].
    6.       Illal ladziina aamanuu wa’amilush shaalihaati fa lahum ajrun ghairu mamnuun [in].
    7.       Fa maa yukadzdzibuka ba’du biddiin.
    8.       Alaisallahubi ahkamil haakimiin [a].
    SURAT AL INSYIRAH (KELAPANGAN)
    1.       A lam nasyrah laka shadrak [a].
    2.       Wa wadla’naa ‘an ka wizrak [a].
    3.       Alladzii anqadha zhahrak [a].
    4.       Wa rafa’naa laka dzikrak [a].
    5.       Fa inna ma’al ‘usri yusraa [yusran].
    6.       Inna ma’al ‘usri yusraa [yusran].
    7.       Fa idzaa faraghta fan shab.
    8.       Wa ilaa rabbika farghab.
    SURAT ADH DHUHAA (WAKTU DHUHAA)
    1.       Wal lailli idzaa sajaa.
    2.       Maa wadda’aka rabbuka wa maa qalaa.
    3.       Wa lal-aakkhiratu khairul laka minal uulaa.
    4.       Wa lasaufa yu’thiika rabbuka fatardhaa.
    5.       Alam yajidka yatiiman fa-aawaa.
    6.       Wa wajadaka dhaallan fa hadan.
    7.       Wa wajadaka ‘Aa-ilan fa-aghnaa.
    8.       Fa ammal yatiima fa taqhar.
    9.       Wa ammas saa-ila falaa tanhar.
    10.   Wa ammaa bini’mati rabbika fahaddits.
    SURAT ASY SYAMS (MATAHARI)
    1.       Wasy syamsi wadhdhuhaahaa.
    2.       Wal qamari idzaa talaahaa.
    3.       Wan nahaari idzaa jallaahaa.
    4.       Wal laili idzaa yaghsyaahaa.
    5.       Wa samaa-i wa maa banaahaa.
    6.       Wal ardhi wa maa thahaahaa.
    7.       Wa nafsiw wa maa sawwaahaa.
    8.       Fa-alhamahaa fujuuraha wa taqwaahaa.
    9.       Qad aflaha man zakkaahaa.
    10.   Wa qad khaaba man dassaahaa.
    11.   Kadzdzabat tsamuudu bi thaghwaahaa.
    12.   Idzin ba’atsa asyqaahaa.
    13.   Fa qaala lahum rasuulullaahi naaqatallaahi wa suqyaahaa.
    14.   Fakadzdzabuuhuu fa’aqaruuhaa Fadamdama ‘alaihim rabbuhum bidzambihim fasawwaahaa.
    15.   Wa laa yakhaafu’uqbaahaa.
    SURAT AL GHASYIYAH (HARI KIAMAT)
    1.       Hal ataaka hadiitsul ghaasyiyah [Ghaasyiyyati].
    2.       Wujuuhuy yauma-idzin khaasyiah [khasyi’atun].
    3.       ‘Aamilatun naashibah [naashibatun].
    4.       Tashiaa naaran haamiyah [hamiyatun].
    5.       Tusqaa min ‘ainin aaniyah [aaniyatin].
    6.       Laisa lahum tha’aamun illa min dharii’ [‘in].
    7.       Laa yusminu wa laa yughnii min juu’ [‘in].
    8.       Wujuuhuy yauma-idzin naa’imah [naa’imatun].
    9.       Li sa’yihaa raadhiyah [raadhiyatun].
    10.   Fii jannatin ‘aaliyah [‘aaliyatin].
    11.   Laa tasma’u fiihaa laaghiyah [laaghiyatan].
    12.   Fii haa ‘ainun jaariyah [jaariyatun].
    13.   Fiihaa sururum marfuu’ah [marfuu’atun].
    14.   Wa akwaabum maudhuu’ah [maudhuu’atun].
    15.   Wanamaariqu mashfuufah [mashfuufatun].
    16.   Wa zaraabiyyu mabtsuutsah [mabtsuutsatun].
    17.   Afalaa yanzhuruuna ilal ibili kaifa khuliqat.
    18.   Wa ilas samaa-i kaifa rufi’at.
    19.   Wa ilal jibaali kaifa nushibat.
    20.   Wa ilal ardhi kaifa suthihat.
    21.   Fadzakkir innamaa anta mudzakkir [un].
    22.   Lasta ‘alaihim bimushaithir [in].
    23.   Illa man tawallaa wa kafar [a].
    24.   Fa yu’adzdzibuhullaahul adzaabal akbar [a].
    25.   Inna ilainaa iyaabahum.
    26.   Tsumma inna ‘alainaa hisaabahum.
    SURAT AL A’LA (YANG MAHA TINGGI)
    1.       Sabbihis ma rabbikal a’laa.
    2.       Alladzii khalaqa fa sawwaa.
    3.       Wal ladzii qaddara fa hadaa.
    4.       Wal ladzii akhrajal mar’aa.
    5.       Fa ja’alahuu ghutsaa-an ahwaa.
    6.       Sanuqri-aka fa laa tansaa.
    7.       Illa maa syaa-allaah[u] inaahuu ya’lamul jahra wamaa yakhfaa.
    8.       Wa nusyassiruka lil yusraa.
    9.       Fa dzakkir in nafa’atidz dzikraa.
    10.   Sayadzdzakaru may yakhsyaa.
    11.   Wa yatajannabuhal asyqaa.
    12.   Alladzii yashlan naaral kubraa.
    13.   Tsumma laa yamuutu fiiha walaa yahyaa.
    14.   Qad aflaha man tazakkaa.
    15.   Wa dzakaras ma rabbihii fashallaa.
    16.   Bal tu tsiruunal hayaatad dunyaa.
    17.   Wal aakhiratu khairuw wa abqaa.
    18.   Inna haadzaa lafish shuhufil uulaa.
    19.   Shuhufi Ibraahiima wa Muusaa.