Allah SWT berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina,” (QS. Al-Mu’min: 60).
Apabila kita berdoa, Allah SWT pasti mengabulkan doa kita. Hanya saja waktu yang akan menjawabnya. Dan dalam bentuk yang mungkin berbeda yang tidak sesuai keinginan kita tetapi bermanfaat untuk kita. Serta bisa jadi tabungan kita untuk di akhirat kelak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tiada seorang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa,” (HR. Ath-Thabrani). Terkabulnya suatu doa, selain karena "tata-cara" berdo'anya yang memenuhi syarat sebagaiman pernah saya tulis di artikel sebelumnya - "Adab Dan Tata-Cara Agar Doa Kita Dikabulkan Allah" - waktunya tepat, juga bisa dikarenakan predikat/keadaan yang sedang melekat pada si pemohon do'a. Golongan yang do'anya berpeluang besar di'ijabah Allah swt. adalah do'a seorang bapak, orang yang sedang berpuasa, orang yang sedang bepergian, orang teraniaya dan do'a seseorang untuk orang lain tanpa diketahui/dikabarkan telah mendoakannya:
1. Hadits Tentang Golongan Yang Doanya Diijabah
- Do'a Bapak, orang teraniaya dan musafir. Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan Turmudzi dengan sanad yang haan bahwa Nabi saw. bersabda: ثلاث دعوات مستجبات لا شك فيهن : دعوة الوالد على ولده ، ودعوة المسافر ، ودعوة المظلوم "Ada tiga macam doa yang pasti diterima tanpa syak lagi, yaitu: Doa bapak, doa musafir dan doa dari orang yang teraniaya."
- Orang yang berpuasa, pemimpin adil dan orang teraniaya. Dan diriwayatkan pula oleh Turmudzi dengan sanad yang hasan bahwa Nabi saw. bersabda: ثلاثة لا ترد دعوتهم : الصائم حتى يفطر ، والإمام العادل ، ودعوة المظلوم "Ada tiga orang yang tidak boleh ditolak doa mereka, yaitu orang yang berpuasa saat berbuka, imam atau pemimpin yang adil, dan doa dari orang teraniaya. Doanya itu dinaikkan Allah menembus awan dan dubukakan baginya pintu-pintu langit, serta firman Allah kepadanya:'Demi kemuliaan -Ku! akan Kutolong engkau, walau di belakang nanti.'
- Doa seorang teman tanpa diketahui. Diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Daud dari Shafwan bin Abdillah r.a., katanya: "Saya datang ke Syam dan menemui Abu Darda' di rumahnya, tetapi tidak bertemu, dan yang ada hanyalah Ummu Darda', Tanyanya kepadaku:"Apakah kau hendak naik haji tahun ini?" "Memang", Ujarku. Katanya pula: "Kalau begitu tolonglah doakan kami beroleh kebaikan, karena Nabi saw.pernah bersabda: "Doa dari seorang Muslim buat saudaranya dari balik-belakangnya adalah doa makbul, Dekat kepalanya ada Malaikat yang bertugas. Maka setiap ia berdoa buat saudaranya itu, Malaikat itu akan mengucapkan 'amin! Dan aku juga akan mendoakanmu'!" Cerita Shafwan selanjutnya: "Setelah itu saya pergi ke pasar dan bertemu Abu Darda', Maka disampaikannya pula kepadaku seperti tersebut di atas, yang menurut keterangannya diterimanya dari Nabi saw.
- Doa orang yang berjauhan. Menurut riwayat Abu Daud dan Turmudzi, Nabi saw. bersabda: "Doa yang paling cepat dikabulkan, ialah doa seorang bagi lainnya sedang keduanya berjauhan."
- Dan keduanya meriwayatkan pula dari Umar r.a. katanya: "Saya meminta izin kepada Rasulullah saw. buat melakukan umrah maka diizinkannya serta sabdanya:'Jangan lupa buat mendoakan kami'!" Kata Umar selanjutnya: "Suatu kalimat istimewa, yang saya tidak suka ditebus, walau dengan dunia ini sekalipun!"
2. Jenis Golongan Yang Do'anya makbul (lengkap)
1. Setiap muslim yang berdoa bagi saudaranya sesama muslim dari kejauhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tidak
seorang muslimpun berdoa dari kejauhan untuk saudaranya muslim lainnya,
melainkan malaikat “petugas/penjaga” akan berucap: Aamiin, dan engkaupun akan mendapatkan yang seperti (isi doamu) itu pula” (HR. Muslim dari sahabat Abud-Darda’ ra.).
2. Doa orang yang terdzalimi/teraniaya. Salah satu pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada sahabat Mu’adz bin Jabal ra. saat diutus untuk berdakwah ke Yaman ialah sabda beliau (yang artinya): “Dan waspadalah terhadap doa orang yang terdzalimi. Karena tidak ada hijab penghalang antara doanya itu dan Allah” (HR. Al-Bukhari).
3. Doa seorang musafir.
4. Doa orang tua untuk
anaknya, berupa doa baik atau doa buruk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda (yang artinya): “Ada tiga doa yang mustajab, tanpa
keraguan didalamnya: Doa orang yang terdzalimi, doa seorang musafir, dan
doa orang tua untuk anaknya” (HR. At-Tirmidzi, dihasankan oleh
Al-Albani).
5. Doa anak yang saleh untuk kedua orang tuanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Apabila
seseorang meninggal, maka terputuslah (pahala) amalnya, kecuali dari
tiga jalur amal: amal sedekah jariyah, ilmu yang tetap dimanfaatkan, dan
anak saleh yang mendoakannya” (HR. Muslim). Dan di dalam hadits lain: “Sesungguhnya
Allah akan meninggikan derajat seorang hamba yang saleh di Surga,
sampai sang hamba itu berkata: Ya Rabbi, bagaimana aku bisa mendapatkan
derajat setinggi ini? Maka Allah menjawab: Itu berkat doa istighfar
putramu untukmu!” (HR. Ahmad, dan sanadnya dishahihkan oleh Ibnu Katsir).
6. Doa orang yang sedang berpuasa sampai berbuka.
7. Doa pemimpin yang adil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tiga
orang yang doanya tidak tertolak adalah: orang yang sedang berpuasa
sampai berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang
terdzalimi/teraniaya. Allah mengangkatnya ke atas awan, dibukakan
baginya pintu-pintu langit, dan Allah berfirman (yang artinya): “Demi
keagungan-Ku, pasti Aku akan menolongmu meski setelah beberapa waktu” (HR. At-Tirmidzi dan lainnya, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
8. Doa orang mudhtharr (yang sedang dalam kesulitan, terhimpit, terdesak atau kepepet). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Atau
siapakah (selain Allah) yang mengabulkan (doa) orang yang dalam
kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan
kesusahan…?” (QS. An-Naml: 62).
9. Orang yang tidur dalam kedaan suci (berwudhu, insya-allah termasuk yang dalam keadaan junub dan berhalangan sekalipun) dan berdzikir kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tidak seorang muslimpun tidur malam dengan berdzikir kepada Allah dan dalam keadaan suci (berwudhu dan berdzikir
sebelum tidur), lalu terbangun pada malam hari dan berdoa kepada Allah
memohon kebaikan dunia dan akherat, melainkan Allah akan memberikan
kepadanya apa yang dipintanya itu” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, serta dishahihkan oleh Al-Albani).
10. Orang yang berdoa dengan wasilah doa Nabi Yunus ‘alaihis-salam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Doa Dzun-Nun (Nabi Yunus as.) yang dibaca saat berada di dalam perut ikan ialah: “La ilaha illa Anta, subhanaka, inni kuntu minadz-dzalimin”
[Tiada tuhan yang berhak diibadahi secara benar kecuali hanya Engkau.
Maha sucilah Engkau. Sesungguhnya aku termasuk golongan orang-orang yang
dzalim/aniaya] – QS. Al-Anbiyaa’: 87-88). Sesungguhnya tidak seorang
muslim pun berdoa dengan wasilah doa tersebut dalam hal apapun, kecuali
Allah akan mengabulkannya” (HR. At-Tirmdzi dan lainnya dari sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash ra, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
11. Doa orang yang berdzikir saat terbangun di tengah malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Barangsiapa terbangun di tengah malam lalu membaca dzikir ini: La
ilaha illallahu wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa
Huwa ‘ala kulli syai-in qadir. Alhamdu lillah, wa subhanallah, wa la
ilaha illallah, wallahu akbar, wa la haula wa la quwwata illa billah
(Tiada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah
satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya seluruh
kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Maha Suci Allah. Tiada tuhan yang benar kecuali Allah.
Allah Maha Besar. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan
Allah). Kemudian ia membaca istighfar: Allahummaghfirli (ya Allah
ampunkanlah daku), atau berdoa dengan doa apapun. (Barangsiapa yang
membaca dzikir tersebut lalu berdoa), maka doanya akan dikabulkan.
Sedangkan yang lebih semangat lagi, lalu berwudhu (dan shalat), maka
shalatnya diterima” (QS. Al-Bukhari).
12. Doa jamaah haji.
13. Doa jamaah umrah.
14. Doa mujahid yang berperang di jalan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Mujahid
yang berperang di jalan Allah, jamaah haji dan jamaah umrah, adalah
tamu Allah. Dia (Allah) mengundang mereka (untuk berjihad, berhaji dan
berumrah), lalu merekapun menyambut undangan. Maka jika mereka berdoa
memohon kepada-Nya, Dia-pun akan memenuhi doa permohonan mereka” (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al-Albani).
15. Doa ahli dzikir (orang yang banyak berdzikir kepada Allah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tiga
orang yang (termasuk) doanya tidak tertolak adalah: orang yang banyak
berdzikir kepada Allah, doa orang yang terdzalimi, dan pemimpin yang
adil” (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani, dan dihasankan oleh Al-Albani).
16. Doa waliyyullah (seorang mukmin
yang telah sampai derajat dicintai oleh Allah karena derajat ketaatan
dan kesalehannya yang tinggi serta istimewa). Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya
Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits qudsi – yang artinya):
“Barangsiapa yang memusuhi seorang wali-Ku, maka Aku-pun memusuhinya.
Dan tiada cara taqarrub (pendekatan diri) kepada-Ku yang lebih Aku sukai
selain dengan melakukan apa-apa yang Aku wajibkan. Dan (setelah yang
wajib dan fardhu itu) hamba-Ku akan terus ber-taqarrub kepada-Ku melalui
amal-amal nafilah (sunnah), sampai Aku mencintainya. Dan jika Aku telah
mencintainya, maka Aku menjadi pendengaran untuk ia mendengar,
penglihatan untuk ia melihat, tangan untuk ia beraktifitas, dan kaki
untuk ia berjalan. Apabila ia meminta kepada-Ku, pasti Aku penuhi
permintaannya, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, pasti Aku
lindungi…” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah ra.).
17. Selain itu sebenarnya setiap muslim atau muslimah siapapun dia tetap berpotensi doanya juga mustajab, selama syarat-syarat pengkabulannya terpenuhi,
serta unsur-unsur penghalangnya terhindari. Apalagi jika ditepatkan
dengan faktor-faktor pengijabahan doa, seperti waktu-waktu mustajab,
tempat-tempat mustajab, situasi-situasi dan kondisi-kondisi mustajab,
dan lain-lain. Perhatikan misalnya beberapa contoh firman Allah Ta’ala
dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang (siapapun dia) yang berdoa apabila ia
(benar-benar) berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam petunjuk” (QS. Al-Baqarah: 186).
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan (doa) bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang sombong diri dari beribadah (berdoa) kepada-Ku, akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Al-Mukmin/Ghaafir: 60).
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan
yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa
dari hati yang lalai.” (HR. At-Tirmidzi dari Abu Hurairah ra.).
“Doa seorang hamba senantiasa akan
dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk
memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa.” Seorang sahabat
bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? ‘
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Yang dimaksud dengan
tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; ‘Aku telah
berdoa dan terus berdoa tetapi tidak kunjung dikabulkan juga’. Setelah
itu, iapun merasa putus asa (mutung) dan tidak mau berdoa lagi.’ (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra.).
“Tidak ada seorang muslimpun yang berdoa
dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan tali
silaturrahim, kecuali Allah akan memberinya tiga kemungkinan;
disegerakan pengabulan doanya (di dunia ini), atau disimpan pahalanya
baginya (untuk diberikan) di akhirat kelak, atau ia dijauhkan dari
keburukan yang setara nilainya (dengan yang dipinta)”. Para sahabat
berkata: “Jika demikian kita perbanyak (berdoa yang banyak) saja”,
beliau bersabda: “Allah memiliki yang lebih banyak (sebagai balasan dan
pengkabulan” (HR. Ahmad dan Al-Hakim).
3. Pembuka Doa Yang Menjadikan Doa Makbul
- Diterima dari Buraidah: "Bahwa Nabi saw.mendengar seorang laki-laki berdoa sebagai berikut: 'Allahumma inni as-aluka asyhadu annaka anta lahu la ilaha illa antal ahadush shamad, alladzi lam yalid walam yulad walam yakul lahu kufuwan ahad' (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, sedang aku mengakui bahwa Engkau adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Engkau, yakni Allah Yang Maha Esa dan satu-satunya tempat bermohon, yang tidak mempunyai putra dan tidak pula diputrakan, serta tidak satu pun yang menyerupai-Nya). Maka sabda Nabi saw.: 'Engkau telah bermohon kepada Allah dengan menyebut asma-Nya Yang Agung, hingga setiap ia diminta dengan itu pastilah diberikan-Nya, dan setiap Ia diseru dengan itu, pastilah akan dikabulkan-Nya'!"(Riwayat Abu Daud, juga Turmudzi yang menyatakan hasan).
- Dari Muadz bin Jabal, katanya: "Bahwasanya Nabi saw. mendengar seorang laki-laki berkata: 'Ya dzal jalali wal ikram' (Wahai yang mempunyai ketinggian dan kemuliaan) maka berkata Ia: 'Mintalah, sesungguhnya telah diperkenankan bagimu'."
- Diterima dari Anas r.a., katanya: Rasulullah lewat pada Abu 'Iyasy, yaitu Zaid bin Shamit Zurqi yang kebetulan sedang berdoa dan mengucapkan 'Allahumma inii as-aluka bianna lakal hamdu, la ilaha illa anta, ya hammamu ya mannanu, ya badi'assamawati wal ardhi, ya dzal jalali wal ikram, ya haiyu ya gaiyumu' (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dan bagi-Mulah puji, tiada Tuhan selain Engkau, ya Tuhan Yang Maha Penyantun dan Maha Pemberi, wahai Pencipta langit dan bumi, Empunya kebesaran dan penghormatan, Yang mahahidup lagi Maha Pengatur). Maka sabda Rasulullah saw.:'Sungguh Anda telah memohon kepada Allah dengan menyebut asma-Nya yang besar, yang jika Ia diseru dengan itu, tentu akan dikabulkan-Nya dan jika diminta pasti akan diberikan-Nya'." (Diriwayatkan oleh Ahmad dll., dan menurut Hakim hadits ini sah menurt syarat Muslim).
- Diterima dari Mu'awiyah , bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa berdoa dengan menyebut kelima macam kalimat ini, tentulah permintannya akan dikabulkan Allah, apa juga yang dimintanya yaitu: 'La ilaha illallah, wallahu akbar, la ilaha illallahu wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa 'ala kulli syaiin qdir. la ilah illallahu wala haula wala quwwata illa billah' (Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Mahabesar, tiada Tuhan kecuali Allah, Tunggal tiadak berserikat, bagi-Nya kerajaan dan milik-Nya puji-pujian, dan Ia Kuasa atas segal sesuatu, tiada Tuhan melainkan Allah, dan tak ada daya maupun tenaga kecuali dengan Allah."(Riwayat Thabrani dengan isnad yang sah).
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ
ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ “Maha suci Engkau ya
Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar